Ketika Kebijaksanaan dan Pengetahuan Menyesatkan!
Minggu lalu kita diajak merenungkan perubahan yang terjadi pada Natanael setelah berjumpa dengan Yesus Kristus. Perubahan bukan karena kekuatan kemauan dari Natanael. Perubahan karena karakteristik diri Yesus Kristus (Ia menghargai orang skeptis tanpa kepalsuan, tahu persis situasi hidup manusia dan memberi jawaban selalu melampaui apa yang dipikirkan) menerangi sikap skeptis Natanael. Mengenai sikap skeptis atau tidak mudah percaya, lebih mudah curiga dan mengacuhkan kebenaran seringkali makin tajam waktu mendengar kisah perawan Maria mengandung bayi Yesus. Banyak orang juga penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi pada Yesus khususnya pada usia 13-30 tahun. Tidak sedikit kecurigaan bermunculan karena Alkitab tidak mencatat detil periode hidup Yesus semasa remaja dan pemuda. Tentu ada beberapa orang yang mengklaim tahu apa yang terjadi pada Yesus di masa tsb. Misalkan: Nicolas Notovitch seorang Rusia yang mengklaim Yesus pernah hidup di Biara Hemis di Ladakh, Nepal; Elizabeth Clare Prophet juga menyajikan hal serupa bahkan berani mengklaim Yesus mengajarkan reinkarnasi; Fida Hassnain yang menyodorkan hidup Yesus setelah penyaliban menurut bukti dalam bahasa Tibet, Sanskrit, Arab, Persia dan Urdu. Sumber yang digunakan oleh tokoh-tokoh tsb adalah gulungan kitab yang ditemukan di Ladakh, Nepal.
Banyak orang Kristen dan yang belum percaya Kristus menganggap dokumen tsb menarik karena berisi pesan yang misterius. Mereka yang menerima tulisan itu sebagai fakta sejarah yang berotoritas sama dengan Injil Matius-Markus-Lukas-Yohanes adalah orang-orang yang cerdas, rendah hati, wawasan terbuka, tidak seperti katak dalam tempurung, dlsb. Sedangkan yang hanya mau kesaksian ke-4 Injil adalah orang-orang yang fanatik, picik dan sempit, kaku, dlsb. Mari kita tidak terburu-buru percaya pada tulisan-tulisan yang melampaui tahun 100 Masehi. Sebab semakin jauh jarak penulisan dengan peristiwa, maka keakurasian makin merosot. Semua Injil ditulis sebelum abad 1. Jika masa remaja-pemuda Yesus tidak dicantumkan (hanya sampai usia 12 tahun dicatat oleh Lukas), maka kita perlu belajar menundukan diri pada wahyu Allah tsb. Tanpa catatan mengenai masa remaja-pemuda Yesus, berita mengenai keselamatan manusia tetap sama. Yaitu Yesus datang ke dalam dunia karena rancangan keselamatan dari Allah sejak jaman purbakala. Yang percaya pada karya keselamatan cara dari Allah, ia akan diselamatkan dan beroleh hidup kekal. Bahkan bibit nubuat adanya sosok keturunan perempuan yang akan meremukan si iblis sudah diberikan di Kejadian 3:15 (protoevangelium). Konsep penebusan melalui penumpahan darah korban juga sudah dinyatakan di Kejadian 3:21.
Oleh karena itu, mari kita tidak sok pintar melebihi Allah sebab Yesaya 47:10b memberi peringatan: “Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: “Tiada yang lain di sampingku!” (Pdt Budianto Lim)