Lelucon yang Positif
by GPBB ·
Kolose 4:2-6
Beberapa minggu yang lalu, ketika anak saya yang paling kecil sakit hati dengan lelucon kakaknya, saya mengatakan kepada kakaknya, “Kalau mau membuat lelucon tentang adikmu, carilah yang positif!” Perkataan saya dibalas dengan, “Mana ada lelucon tentang orang lain yang positif, Daddy! Contohnya apa?” Saya terdiam saat itu, karena saya tidak dapat memberikan contoh. Kejadian ini membuat saya berpikir, mungkinkah saat kita membuat lelucon tentang seseorang, lelucon tersebut adalah hal yang positif, berguna dan membangun orang tersebut?
Rasul Paulus dalam bagian akhir suratnya kepada jemaat Kolose memberikan penekanan untuk jemaat memakai kata-kata (logos) yang penuh kasih dengan orang-orang di luar gereja ketika menasihati jemaat untuk hidup berhikmat . Dalam Kolose 3, Paulus menasihati jemaat supaya memiliki perkataan (logos) Kristus sehingga dalam hikmat saling mengajar dalam mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani, yang menunjukkan bahwa segala perkataan (logos) dilakukan dalam nama Tuhan Yesus. Mengaitkan kedua pasal ini, Paulus mendorong jemaat untuk merenungkan bagaimana mereka berkata-kata baik dalam gereja maupun di luar gereja.
Sampai hari ini, saya belum bisa memberikan contoh lelucon positif tentang orang lain kepada anak saya. Mungkin salah satu caranya adalah dengan membuat lelucon yang tidak dikaitkan dengan siapapun atau mungkin ada dari kita yang bisa membuat lelucon yang berguna dan membangun orang lain. Apapun caranya, Paulus mengingatkan kita sebagai anak Tuhan, untuk berkata-kata dalam kasih, dengan perkataan Kristus dan dalam nama Tuhan Yesus.
Jadi, seandainya kita membuat lelucon tentang seseorang, marilah kita melakukannya dalam kasih, dengan perkataan Kristus, dan dalam nama Tuhan Yesus. Namun, apabila seperti yang anak saya katakan, tidak mungkin membuat lelucon positif tentang seseorang, marilah kita menahan diri dari membuat banyak orang tertawa dengan lelucon yang menyakiti hati satu orang. Mungkin kita juga perlu belajar untuk menahan diri dari tertawaan ketika ada satu orang yang tersakiti. Siapa tahu kita bisa belajar mengembangkan lelucon tentang seseorang yang berguna dan membangun, lelucon yang dinyatakan dalam kasih, dalam nama Tuhan Yesus. (VL)
Image courtesy by Freepik