LEO
by GPBB · Published · Updated
Bulan lalu, dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus, seorang gembala yang memimpin gereja dengan kerendahan hati dan menjadi teladan dalam kemanusiaan. Namun kini, kita juga bersyukur atas terpilihnya Paus Leo XIV sebagai penggantinya, seorang gembala baru yang membawa harapan dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan ketegangan di berbagai tempat.
Yang istimewa, Paus Leo XIV merupakan Paus pertama dalam sejarah yang berasal dari ordo Santo Agustinus (354-430). Dalam homili pelantikannya pada 18 Mei lalu, Paus Leo mengutip salah satu kalimat pembuka dari Confessions karya Agustinus: “Lord, you have made us for yourself, and our heart is restless until it rests in you.” (Confession 1.1) Confessions adalah salah satu karya Agustinus yang paling berpengaruh bukan saja di bidang teologi namun juga filosofi. Otobiografi spiritual Agustinus ini menggambarkan perjalanannya dari kehidupan yang penuh dengan dosa menuju perjumpaan dengan kasih karunia Allah. Dalam karyanya ini, Agustinus mengungkapkan pergulatannya dengan hawa nafsu, ambisi duniawi dan pencarian kebenaran, hingga akhirnya ia menemukan damai dalam Tuhan. Ia menekankan bahwa hanya dalam Allah hati manusia yang gelisah dapat menemukan damai sejahtera yang sejati. Lebih dari sekadar otobiografi, Confessions adalah refleksi mendalam tentang hakikat manusia, kehendak bebas, dosa dan peran kasih karunia Allah dalam pertobatan dan pembaharuan hidup.
Ordo Agustinus, yang terinspirasi oleh ajaran Santo Agustinus, menekankan kehidupan dalam komunitas, kedalaman spiritual dan pencarian kebenaran melalui kasih. Menariknya, biarawan Agustinian paling terkenal sepanjang sejarah tak lain tak bukan adalah Martin Luther, yang kemudian menjadi pelopor reformasi Gereja di abad pertengahan. Ajaran Agustinus tentang kasih karunia Allah kemudian juga memiliki pengaruh besar bagi banyak teolog Protestan awal lainnya. Ini mengingatkan kita bahwa dalam perbedaan, ada juga benih-benih persamaan yang layak dirayakan.
[Contoh biarawan Agustinian lain yang ternama adalah Gregor Mendel, yang boleh dibilang menjadi pelopor ilmu genetika modern dengan percobaan kacang polongnya.]
Pemilihan Paus dari ordo ini membuka peluang simbolis untuk semakin mempererat kembali relasi antara umat Katolik dan Protestan. Bukan untuk meniadakan perbedaan, melainkan untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dalam kasih karunia yang sama. Kiranya momen ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk berjalan bersama menuju damai Kristus, tempat di mana hati kita yang gelisah akan menemukan peristirahatan yang sejati. (SH)
Photo courtesy from Wikipedia