MAKNA SEBUAH TITIPAN
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
§ bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
§ bahwa rumahku hanya titipanNya,
§ bahwa mobilku hanya titipanNya,
§ bahwa hartaku hanya titipanNya,
§ bahwa putra/i ku hanya titipanNya,
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku? Dan kalau bukan milikku, apa yang harus ‘kulakukan untuk milikNya ini? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali olehNya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah, kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai malapetaka, kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah penderitaan.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua “penderitaan” adalah hukuman bagiku. Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika.
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku. Kuperlakukan DIA seolah mitra dagang, dan bukan kekasih. Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku kepadaNYA”, dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti Allah, padahal tiap hari kuucapkan: “hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…” Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan adalah sama saja.
Saya tertarik dengan puisi ini, sebab itulah sebenarnya fakta tingkah laku beragama kita yang sering kita praktekkan. Antara ortodoksi dengan ortopraksis berbeda sekali. Satu kalimat agung dari Ayub 1:21, “…TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN.” Kalimat ini diucapkan ketika ia menerima musibah tetapi ia menyikapi musibah dengan memuji TUHAN, tidak marah dan bersungut-sungut apalagi menyalahkan TUHAN.
Hari ini, Minggu, 01 Januari 2017 adalah hari pertama di tahun baru, kita tidak tahu apa yang akan terjadi sepanjang tahun 2017. Tetapi, satu hal yang harus kita ketahui, TUHAN akan selalu memelihara kita (Mazmur 55:23), Hiduplah selalu menurut jalan TUHAN (Mazmur 128:1)dan peliharalah apa yang dipercayakan TUHAN kepada kita (2 Timotius 1:12) dan menjalani hidup selalu dengan ucapan syukur (Kolose 3:17)
Selamat Tahun Baru 2017 kepada segenap jemaat GPBB, Tuhan Yesus selalu beserta dengan kita semua. Te Deum laudamus, te Dominum confitemur (Kami memujiMu Allah, kami memuliakanMu Tuhan)
(josephtheo)