MELAMPAUI SEGALA AKAL
by GPBB ·
MELAMPAUI SEGALA AKAL
Orang Qi Takut Langit Runtuh (http://konfusiani.blogspot.com/2014/12/orang-qi-takut-langit-runtuh.html) Ketakutan atau kekhawatiran yang tidak perlu bisa merugikan diri sendiri, bahkan bisa berkembang menjadi penyakit.
Alkisah di negeri Qi ada seorang pemuda penakut yang mempunyai pikiran aneh. Suatu hari, selesai makan malam ia duduk di serambi rumahnya. Sambil memandang langit ia berpikir, ”Jika suatu hari langit runtuh, bagaimana ya? Bukankah aku tidak mempunyai tempat untuk menyelematkan diri dan akan tertimpa hidup-hidup? Bukankah ini sesuatu yang amat mengerikan dan berarti aku akan mati sia-sia!”Sejak saat itu pikirannya selalu dihantui oleh bayangan langit akan runtuh. Semakin ia memikirkannya, hatinya semakin gelisah dan ketakutan. Akibatnya ia kehilangan selera makan serta tidak dapat tidur nyenyak. Hal ini berlangsung terus dan membuat tubuhnya semakin lemah, akhirnya, ia jatuh sakit. Teman-temannya datang menjenguknya. Setelah mengetahui penyebabnya, mereka mencoba menjelaskan dan meyakinkan bahwa langit tidak mungkin runtuh. ”Dari dulu sampai sekarang belum pernah ada cerita mengenai langit runtuh. Seandainya langit runtuhpun bukan hanya Anda sendirian yang mati, semua yang ada di dunia ini akan ikut mati. Jadi apa yang harus ditakutkan?” begitu kata salah satu temannya. Mendengar semua nasehat itu, pemuda itu tidak serta merta memercayainya.Hari berganti hari, minggu berganti minggu, apa yang dikhawatirkan tidak terjadi. Tidak ada tanda-tanda langit akan runtuh. Apa yang dikatakan teman-temannya mulai masuk akalnya. Pemuda itu mulai menyadari kekeliruannya dan tidak lagi mau dibuat menderita oleh kekhawatirannya yang aneh.
Firman Tuhan banyak mengatakan tentang jangan khawatir. Diantaranya adalah Matius 6:31-34 dan Filipi 4:6-7. Khawatir dan takut adalah amat manusiawi. Dia menjadi bagian integral dalam kehidupan kita. Tetapi Tuhan berkata agar kekhawatiran jangan sampai membuat kita berpikiran aneh, bertindak tidak wajar, panik, gelisah bahkan sampai mencelakakan diri sendiri dan orang lain, apalagi sampai jatuh sakit dan mati. Kekhawatiran mengajar kepada kita, pertama, bahwa kita adalah manusia terbatas bukan maha kuat. Karena terbatas maka kita harus bersandar kepada yang tidak terbatas yaitu Tuhan Yesus. Kedua, kekhawatiran mengajar kita menjadi lebih hati-hati dan merencanakan kehidupan ini dengan lebih waspada dan bijak. Jika tidak ada kekhawatiran, maka kita sering sembarangan menjalani kehidupan ini. Ketiga, kekhawatiran juga menyadarkan kita bahwa seringkali kenyataannya tidak seperti apa yang kita takutkan dan khawatirkan. Masak sih langit akan runtuh? kekhawatiran kita seringkali tidak berdasar, aneh dan tidak perlu. Dan yang keempat, kekhawatiran sering menjadi tanda kurang beriman. Padahal begitu banyaknya firman Tuhan menjanjikan pemeliharaanNya atas hidup kita. Filipi 4:7 berkata, ”Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Allah menyertai dan memelihara anak-anak-Nya dengan cara-cara yang tak terduga dan melampaui segala akal kita. Sebagai anak-anak Tuhan, marilah kita terus bersandar pada-Nya. (J.Th)