MEZBAH KORBAN BAKARAN
by GPBB ·
Keluaran 38:1-7 merupakan konstruksi dari instruksi dalam Keluaran 27:1-8. Mezbah korban bakaran terbuat dari kayu penaga (acacia wood). Dari kotbah minggu lalu kita belajar bahwa jenis kayu ini memiliki daya tahan yang baik. Tahan terhadap goresan, tahan air, tidak mudah berjamur di tempat lembab, dan anti bakteri. Kayu jenis ini umumnya mahal karena memiliki nilai yang sangat tinggi.
Hal lain yang menarik untuk diperhatikan ialah bahwa mezbah korban bakaran ini juga memiliki gelang dan kayu-kayu pengusung. Hal ini menunjukkan kekhususan dan kekudusan perabot tersebut sehingga tidak boleh sembarangan disentuh oleh manusia. Berbeda dengan empat perabot sebelumnya yang terbuat dari emas dan diletakkan di ruang maha kudus (tabut perjanjian) serta di ruang kudus (meja roti sajian, kandil, mezbah pembakaran ukupan), mezbah korban bakaran diletakkan di pelataran dan karenanya terbuat dari tembaga (Kel 38:2). Begitu pula dengan seluruh perkakas yang menyertai perabot ini seperti kuali-kuali, sodok-sodok, bokor-bokor penyiraman, garpu-garpu dan sebagainya, semuanya terbuat dari tembaga.
Apa yang dapat kita pelajari dari mezbah korban bakaran? Mezbah korban bakaran ialah tempat di mana imam meletakkan korban untuk dipersembahkan kepada Allah demi pengampunan dosa umat Israel dan dirinya sendiri. Ini mengingatkan kita akan kayu salib di mana Kristus, Sang Anak Domba Allah yang sempurna, Pribadi kedua Allah Tritunggal dikorbankan demi penebusan umat yang percaya. Ibrani 7:26 dan 27 berkata, “Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban.” Setiap imam besar yang mempersembahkan korban membawa binatang yang telah mati untuk menggantikan diri mereka dan umat yang berdosa di hadapan Allah. Tetapi Tuhan Yesus, Sang Imam Besar Agung membawa diri-Nya sendiri, korban yang sempurna demi pengampunan dosa-dosa kita. Kristus adalah Imam Besar Allah sekaligus Korban yang dibawa untuk diletakkan pada mezbah korban bakaran itu demi penebusan dosa-dosa kita.
Biarlah hati dan hidup kita melimpah dengan rasa syukur kepada Allah yang terwujud dalam tindakan kasih kepada sesama. Kita ditebus dan dikasihi Allah bukan karena kelayakan kita, tetapi oleh iman karena kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus (Ef. 2:8-9). Karena itu, biarlah kasih kita dirasakan, perbuatan baik kita berbicara tentang iman kita, dan teladan pengharapan kita memberikan cahaya bagi orang lain yang sedang berjalan bersama-sama dengan kita. Tuhan memberkati (yj).
Image edited by IY