Musibah dan orang Kristen
by GPBB ·
Musibah dan orang Kristen
Mendengar dan membaca berita tentang musibah hilangnya pesawat Sriwijaya pada 9 Januari 2021 lalu membuat hati gundah. Belum lagi beberapa hari sebelumnya tersiar kabar kerusuhan di Capitol Hill, Washington, ibukota Amerika serikat. Dua peristiwa ini membuat kita bergumam, “Baru awal tahun sudah begini, bagaimana sisa tahun 2021?”
Sorotan perenungan dalam tulisan ini adalah bahwa dalam peristiwa musibah pesawat Sriwijaya ada korban yang beragama Kristen. Apa artinya bagi korban dan keluarga? Apakah Allah yang kita kenal dalam Tuhan Yesus tidak menyertai dan tidak bersama mereka? Apakah berarti orang Kristen yang tidak jadi berangkat misalnya dipelihara Tuhan dan dapat menyaksikan hal itu sebagai pemeliharaan Tuhan kepada yang lain? Kita lihat di sini ada pergumulan teologis: Apakah Allah menyertai yang satu maka ia selamat dan tidak menyertai yang lain maka ia tidak selamat dari suatu musibah.
Secara pribadi buat orang yang luput dari musibah ia berhak mengklaim bahwa ia disertai Tuhan dan luput dari musibah. Tetapi perlu dipikirkan juga bagaimana dengan orang Kristen lain yang dalam musibah yang sama menjadi korban. Apakah berarti ia tidak disertai Tuhan? Untuk itu ada hal yang lebih besar yang dapat kita renungkan ketika musibah terjadi, bukan sekedar selamat atau tidak selamat, tetapi apakah maksud Tuhan mengijinkan kita selamat dan apa makna seseorang dipanggil pulang secara mendadak dalam suatu musibah. Bagi yang selamat lebih berguna memikirkan ada rencana Tuhan untuk digenapi dengan tetap diberi kehidupan. Bagi keluarga yang mengalami musibah, lebih berguna melihat kekasihnya telah selesai mengerjakan hal yang Tuhan percayakan di dalam dunia ini.
Bagaimana untuk kita? Suatu musibah besar semacam jatuhnya pesawat Sriwijaya membuat kita sadar bahwa kita sangat terbatas dan hidup adalah fana. Karena itu kita sangat membutuhkan Tuhan dan memercayakan hidup kita kepada Tuhan karena kematian bisa mendadak dan terjadi pada saat yang tidak kita duga. Dan kalau kita tetap diberi anugerah kehidupan maka mari kita hidup untuk Kristus, seperti tulisan Paulus dalam Filipi 1:21: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Dan mengenai sisa akhir tahun 2021, bisa jadi mungkin akan ada musibah-musibah lain tetapi mari menjalaninya dengan paradigma hidup dan mati adalah untuk Kristus. Dengan demikian apa pun yang terjadi kita tahu kita bersama dan di dalam Tuhan. (Dj.H.)