ORANG KRISTEN DAN PENDERITAAN
by GPBB ·
ORANG KRISTEN DAN PENDERITAAN
Seringkali kita sebagai orang Kristen mengalami penderitaan. Sepanjang usia kita, penderitaan datang silih berganti. Satu penderitaan belum selesai, penderitaan lain sudah datang menghampiri kita. Dengan nada marah, kita berkata: ”Kalau Tuhan itu ada dan mengasihi, kenapa saya menderita? Mengapa saya terpapar Covid-19? Saya ingin mengajak kita merenung, ”Mengapa orang Kristen menderita?”
Ada dua pandangan ekstrim mengenai penderitaan. Ada yang mengatakan bahwa anak-anak Tuhan (orang percaya) tidak akan mengalami penderitaan, karena Tuhan Yesus sudah menanggung semuanya di atas kayu salib. Pandangan lain mengatakan bahwa anak-anak Tuhan akan selalu mengalami penderitaan karena dunia membenci kebenaran karena kebenaran selalu menakutkan dan membuat dosa menjadi tidak `indah`. Benarkah kedua pandangan tersebut?
Sebelum lebih jauh membahasnya, kita sebagai orang percaya perlu mengetahui dan memahami penderitaan dari apa kata Alkitab agar dapat menyikapinya dengan benar dan bijak. Alkitab menyatakan bahwa orang percaya menderita di dunia ini karena mereka masih tinggal di dalam dunia yang penuh dengan dosa; atau mereka tidak hidup berkenan di hadapan Allah (I Sam 7:2-3; II Taw 7:14; Ibr 12:5-6); atau dicobai oleh keinginannya sendiri (yak 1:14-15); serangan Iblis (seperti Ayub), dan karena melayani Tuhan Yesus (Fil 1:29).
Yang menarik adalah disebutkan bahwa orang Kristen menderita karena melayani Tuhan Yesus. Lho kok bisa! Dalam konsep kita, melayani pasti mendapat upah bukan menderita. Kalau begitu buat apa kita melayani Tuhan? Lama kelamaan ngak ada orang yang mau melayani Tuhan. Alkitab memberi jawab: Jika orang melayani Tuhan menderita, itu karena Tuhan bermaksud menguji kita apakah kita melayani karena cinta Tuhan atau karena demi upah. Jika melayani Tuhan selalu demi upah, makmur, berkat dll maka orang Kristen pasti berbondong-bondong mau melayani Tuhan. Gereja tidak sulit mencari pelayan-pelayan Tuhan. Sesungguhnya, melayani Tuhan itu adalah bentuk cinta kasih kita kepada Tuhan. Jadi karena kita mengasihi Tuhan, dapat upah atau dapat derita, kita tetap melayani Tuhan.
Kembali ke soal penderitaan. Alkitab menyatakan dengan tegas bahwa penderitaan adalah ujian apakah kita tetap hidup dalam kebenaran Allah (Ibr 12:5-6) Penderitaan akan memurnikan dan menyempurnakan iman kita (Ibr. 12:1-4; I Pet:6-7). Penderitaan membuat kita tetap rendah hati dan bergantung kepada Allah (II Kor 12:7-9) dan agar Allah dimuliakan dalam hidup kita (Yoh 11:4).
Oleh karena itu, marilah kita menyikapi penderitaan dengan tidak tawar hati dan putus asa (II Kor 4:16-18), hidup semakin dekat dan berserah kepada Tuhan (Yak 5:13a; I Pet 5:7), memegang janji Firman Tuhan bahwa Tuhan tetap akan menolong orang percaya (Yoh 10:29; Ibr 13:5; Mzm 50:15), mengimani bahwa pada akhirnya mendatangkan kebaikan bagi orang percaya (Rm 8:28)
Saya ingat, Charles H.Spurgeon mengatakan: “Tuhan mendapatkan prajurit-prajurit-Nya yang terbaik dari lembah penderitaan.” (J.Th/RP)