PERGUMULAN DAN PENGHARAPAN ( Mazmur 73)
“Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.” (ay. 28)
Setiap Mazmur adalah doa dan atau nyanyian yang muncul dari pergumulan hidup sang penulis mazmur. Bisa juga refleksi pemazmur mengenai situasi bangsa Israel pada masa sebuah mazmur ditulis. Demikian juga Mazmur 73, merupakan Mazmur ratapan pribadi. Hal ini terlihat jelas pergumulan pemazmur saat itu dari kata “tetapi aku” (73:2,22-23,28).
Dalam Mazmur Asaf ini digambarkan bahwa pemazmur bergumul karena melihat bahwa orang-orang fasik justru terlihat hidup sejahtera. Misalnya mereka tidak sakit dan gemuk tubuhnya (ay. 4) dan tidak mengalami kesusahan (ay. 5, bdk. ay. 12). Bahkan mereka dengan congkak menyindir, membual dan mengata-ngatai manusia maupun langit dan bumi (ay. 8-9). Langit dan bumi bisa dimengerti sebagai Allah sendiri (bdk. ay. 11) Keadaan ini membuat sebagian orang berpaling kepada mereka! (ay. 10).
Sebaliknya pemazmur yang berupaya untuk tulus dan bersih hati (ay. 1 dan ay. 13) justru mengalami sejumlah kemalangan seperti kena tulah atau kena hukum setiap hari (14). Pemazmur menghadapi semua ini hampir jatuh terpeleset dan tergelincir (ay. 2). Bagaimana ia dapat menghadapi kondisi yang sepertnya tidak adil ini? Yang pertama adalah ia berhasil melihat bahwa pada akhirnya orang-orang fasik sekalipun dalam dunia sepertinya hidup dengan nikmat tetapi pada akhirnya mereka semua akan binasa! (ay. 17-20). Dengan demikian kondisi manusia yang baik dan nikmat dalam kehidupan bukanlah tanda bahwa mereka sedang berjalan bersama dengan Tuhan.
Kedua, pemazmur kemudian melihat bahwa yang terpenting adalah menjalani kehidupan bersama dengan Tuhan. Karena dalam pergumulan hidup, ketika manusia mendekat, maka Tuhan akan memegang tangan kita (ay. 23) bahkan menuntun dengan nasihat dan mengangkat dalam kemuliaan (ay. 24). Kata “menjauh” (ay. 27) dan “dekat kepada Allah” (ay. 28. Juga ay. 23) adalah kesimpulan pemazmur tentang bagaimana menghadapi pergumulan hidup. Mereka yang hidup senang tetapi menjauh dari Tuhan pada akhirnya akan binasa. Mereka yang hidup dengan pergumulan, tetapi mendekat kepada Allah akan mengalami penyertaan Allah.
Bagaimana anda menghadapi pergumulan hidup? Ada yang menatap ke depan dengan pengharapan tetapi ada juga yang mungkin kepahitan. Kondisi baik dan sulit dalam hidup bisa terjadi kepada kita semua. Inti pesan Firman Tuhan dalam Mazmur 73 adalah: “Mendekatlah kepadaKu karena inilah yang terpenting”, khususnya ketika kita menghadapi pergumulan, Tuhan akan menyertai kita. Dalam ayat 28 sebagai penutup ada prinsip menarik: lepas dari pergumulan bukanlah semata-mata urusan kelegaan secara pribadi, pemazmur menaruh perlindungan kepada Tuhan Allah supaya dapat menceritakan segala pekerjaanNya! Ada unsur memuliakan Allah dan memberitakannya kepada orang lain. Marilah kita menjadikan hidup kita dan bahkan pergumulan hidup kita menjadi display karya Allah!