SALIB ADALAH FAKTA KEBENARAN
Persiapan hati memasuki minggu-minggu Prapaskah 2017
1 Korintus 1:18-19 tertulis, “Sebab pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.” Mari kita bahas ayat-ayat ini. Salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa. Siapa yang dimaksud dengan mereka yang akan binasa? Ayat 19 menjawab yaitu orang-orang yang berhikmat dan orang-orang yang bijak. Dalam bahasa aslinya “Orang-orang berhikmat” adalah sophos yaitu orang orang yang berpendidikan atau orang-orang terpelajar. Sedangkan “Orang-orang bijak” adalah sunetos yaitu orang-orang yang cerdas. Kata “membinasakan” di ayat 19 berasal dari kata apollumi yang berarti “membinasakan”, atau bisa juga berarti “menuju kebinasaan”. Sekarang saya coba bandingkan ayat 18-19 ini dengan terjemahan lain, demikian:
Ayat 18 (BIS): “Sebab bagi orang-orang yang menuju kebinasaan, berita tentang kematian Kristus pada salib merupakan omong kosong…” (NIV) “For the message of the cross is foolishness to those who are perishing…”
Ayat 19 (BIS): “Sebab dalam Alkitab, Allah berkata: “Kebijaksanaan orang arif akan Kukacaukan dan kearifan orang-orang arif akan Kulenyapkan.” (NIV) “For it is written: “I will destroy the wisdom of the wise; the intelligence of the intelligent I will frustrate.”
Saya coba simpulkan begini bahwa pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi mereka yang menuju kebinasaan yaitu mereka yang berpendidikan, terpelajar, yang cerdas dan yang memiliki intelegensia tetapi yang memakai semua itu untuk mengacaukan kebenaran salib. Namun, akhirnya bukan kecerdasan mereka yang menghancurkan salib, tetapi salib yang menghancurkan kecerdasan mereka.
Buku “Dinasti Yesus,” yang ditulis oleh seorang yang terpelajar dan cerdas dan yang telah menjadi buku kontroversial dan laku keras setelah buku The Da Vinci Code, menyebutkan bahwa Dinasti Yesus ditulis berdasarkan analisis seksama atas dokumen-dokumen Kristen perdana dan penemuan-penemuan arkeologis. Bagi saya banyak dokumen-dokumen Kristen perdana memang fakta dokumen asli, tetapi tidak lantas isinya juga kebenaran. Sebab dokumen-dokumen di awal kekristenan banyak dibuat untuk menyerang kekristenan yang bertujuan untuk menghambat gerak maju gerakan mesianis yang dipelopori oleh para murid Tuhan Yesus. Salah satu contoh adalah pemerintahan kolonialisme Romawi telah menyebarkan berita aspal (asli tapi palsu) bahwa Yesus tidak bangkit tetapi dicuri (lihat Dusta Mahkamah Agama di Matius 28:11-15) Dusta itu direkayasa, ditulis, didokumentasikan dan dibingkai dalam kerangka seminar ilmiah dan disebar-luaskan untuk meyakinkan banyak orang. Dokumen-dokumen itulah yang sekarang banyak ditemukan, diteliti dan karena asli maka isinya juga dibilang benar dan ditambah dengan penjelasan bahwa dokumen ini sengaja disembunyikan agar tidak menghancurkan sendi-sendi dasar kekristenan. Prof Bart Ehrman dalam komentarnya atas buku itu menyebutkan bahwa buku Dinasti Yesus adalah rekonstruksi imajinatif yang memang berakar pada sejarah. Nah, para pembaca, jika buku itu rekonstruktif imajinatif dari pengarangnya, kenapa dipercaya sebagai kebenaran. Bagi saya salib adalah fakta sejarah bukan metafora, bukan fiksi dan bukan pula imajinasi. Biarkan salib menjadi salib. Selamat memasuki minggu-minggu Prapaskah. Jadilah “sang Penakluk” (J.Th)