Shari’s Story
Untuk menutup tahun 2014, Gereja mengajak seluruh jemaat hadir di hari Rabu, 31 Desember nanti, untuk menyaksikan perjalanan hidup seorang insan manusia. Saya sebut kisah tsb sebagai “Shari’s Story”. Sebab kisah ibu Shari merupakan klimaks, meski hanya sepenggal. Meski klimaks itu ditayangkan hanya dalam hitungan kurang dari 5 menit, momen tsb melepaskannya dari beban batin yang ditanggung selama belasan tahun.
Tentu saya tidak bisa menceritakan banyak akan kisahnya dalam halaman ini. Lebih baik jemaat hadir dan langsung menontonnya sendiri sebagai satu keluarga Allah, GPBB. Yang pasti kisah nyata dari Shari Rigby menjadi kesaksian tak terduga yang disingkapkan ketika film October’s Baby ditayangkan di berbagai layar lebar di Amerika & secara global.
Kisah nyata dari perspektif Kristen ini patut disaksikan bersama dalam rangka kita menutup 2014. Setiap kita sudah menelusuri 2014 dengan segala macam perasaan dan segala jenis kenangan. Namun untuk bisa menatap ke depan, 2015, kita perlu menutup 2014 dengan keyakinan akan rahmat Tuhan. Semua baik. Namun ‘semua baik’ lebih mudah diucapkan ketimbang dijalani. Film tsb akan menggugah perasaan dan memperdalam kepercayaan kita akan kasih Allah.
Sepanjang 2014 ini, kita sudah membuat pilihan-pilihan hidup. Saudari-saudari, para ibu muda, harus memilih terus bekerja atau berhenti demi anak yang Tuhan Allah sudah berikan dalam pernikahan. Para kepala keluarga juga perlu memilih antara mengabaikan rasa sungkan dengan atasan untuk tidak kerja di akhir pekan atau tetap bekerja bahkan mengorbankan waktu ibadah dan keluarga. Suami istri mungkin juga harus memilih untuk terus menerus pisah karena tuntutan pekerjaan dan sekolah anak atau berusaha untuk kumpul di satu negara. Pemuda/i diperhadapkan pada pilihan untuk terus bekerja atau melanjutkan kuliah. Ditambah lagi anda juga harus memilih pasangan hidup, sebuah proses yang bisa menimbulkan banyak kenyamanan atau kegalauan hati. Bapak, ibu, yang sudah pensiun, juga terus perlu memilih dan mengambil keputusan dari yang kecil sampai besar.
Dari semua parameter pilihan, kita pasti pernah mengambil pilihan yang salah. Kesalahan dalam hidup dimulai dari salah ambil keputusan. Namun salah memilih sering terjadi karena kondisi yang memang dilematis. Beban hidup akibat salah pilih itulah yang sering membelenggu seseorang. Tanpa pertolongan Tuhan Allah, kita sering menyembunyikan semua itu ‘dibawah karpet’ kehidupan seolah-olah semua itu tidak pernah ada. Tetapi ‘sampah’ tsb suatu hari akan terbongkar. Momen bersama Tuhan Allah bisa beri kita jaminan bahwa kesalahan di masa lalu tidak perlu jadi beban kalau anda percaya pada Kristus yang sudah menanggung semuanya.
Pemaparan diatas hanyalah salah satu perspektif dari kisah nyata, Shari’s Story. Lengkapnya, silakan hadir hari Rabu, 31 Desember 2014. Kami tunggu!
(Pdt Budianto Lim)