Susana
by GPBB ·
Dalam Septuaginta (Alkitab kuno terjemahan bahasa Yunani), ada beberapa bagian kitab Daniel yang tidak ada dalam naskah bahasa Ibrani, yaitu (1) doa Azarya dan lagu pujian Hananya, Misael dan Azarya dalam perapian (Dan 3:24-90), (2) kisah Susana (Dan 13) dan (3) kisah Daniel, Bel dan Naga Babel (Dan 14). Teks-teks ini tidak diakui sebagai bagian dari kanon Alkitab oleh kebanyakan gereja Protestan, namun tetap menarik untuk mengetahui persepsi terhadap Daniel setelah masa pembuangan.
Contohnya, kisah Susana. Susana adalah isteri seorang yang bernama Yoyakim yang tinggal di Babel. Yoyakim sangat kaya dan dihormati di antara orang Yahudi. Saat itu, ada dua orang tua-tua yang diangkat oleh rakyat untuk menjadi hakim. Kedua tua-tua ini sering mengunjungi rumah Yoyakim dan mengintip Susana, apabila ia berjalan-jalan di taman suaminya. Satu hari, Susana sedang berada di taman itu hanya bersama kedua dayangnya. Karena hari itu panas, ia menyuruh dayang-dayangnya ini untuk mengambilkan minyak sementara ia mandi. Kedua tua-tua ini mengambil kesempatan ini, dan bergegas menuju Susana. Mereka memaksa Susana agar ia bersedia tidur bersama mereka. Dan, kalau Susana tidak mau, maka mereka akan memberikan saksi palsu terhadapnya, dimana mereka akan bersaksi bahwa ia kedapatan berzinah dengan seorang laki-laki.
Susana sendiri memilih untuk tidak berbuat dosa di hadapan Tuhan, ia teriak, dan banyak orang bergegas-gegas masuk ke taman itu untuk melihat apa yang terjadi dengannya. Kedua tua-tua itu memberikan kesaksian seperti apa yang telah mereka rencanakan. Dan, rakyat percaya kepada mereka, karena mereka adalah tua-tua yang mereka angkat untuk menjadi hakim. Hukuman mati pun dijatuhkan pada Susana. Ia pun berteriak memohon pelepasan dari Allah. Allah mendengarkan suaranya, dan membangkitkan roh dari seorang anak muda yang hadir di situ. Namanya, Daniel. Daniel memohon agar ia diperbolehkan untuk memeriksa kedua tua-tua ini. Ia menanyakan pertanyaan ini kepada masing-masing tua-tua ini, secara terpisah: “Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Yang satu menjawab, “Di bawah pohon mesui.” Yang lain menjawab, “Di bawah pohon berangan.” Langsung ketahuanlah kalau mereka ternyata memberikan kesaksian palsu. Akhirnya, kedua tua-tua ini dihukum sesuai dengan Taurat Musa, dan Susana, yang tidak bersalah, diselamatkan.
Kisah ini ditulis mungkin untuk menekankan bahwa orang benar pada akhirnya akan dibenarkan oleh Allah dan orang fasik pada akhirnya akan nyata kesalahannya. Dan, tentunya, dengan menggunakan tokoh Daniel sebagai seorang pahlawan, di mana ia menjadi contoh orang Israel yang benar dan bijak kala itu. (SH)
Image work of art Stained glass by Gilbert Sheedy / Susanna bathes in her garden / 1950s / Sacred Heart, Coleshill