Yesaya 55
Oleh: Mario W. Tananda
Kalau dilihat secara sepintas, pasal ini begitu meneduhkan hati karena berbicara tentang harapan. Namun, latar belakang dari penulisan Yesaya adalah umat Allah yang memerlukan pertobatan. Kitab Yesaya yang penuh teguran ini dituliskan kepada Umat Allah, bukan kepada orang yang tidak mengenal Allah (Gentiles/unbelievers). Dan pertobatan adalah dasar dari pasal ini juga.
Dari awal-awal kitab Yesaya, kita bisa menyimpulkan bahwa bangsa Israel ada dalam keadaan yang sangat membutuhkan pertobatan –desperately. Mengapa? Karena dosa mereka sudah begitu jahat di mata Tuhan. Yesaya 1 mengatakan bahwa mereka memberontak, meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. Bahkan lembu dan keledai masih lebih baik karena mengenal tuannya, tapi Umat Tuhan tidak! (Yesaya 1:2-4)
Spesifiknya seperti apa dosa bangsa Israel?
Mereka kotor, tidak kudus (Yes 1:16) karena perbuatan jahat mereka –mereka tidak tahu apa yang benar menurut Tuhan, karena yang dipakai adalah apa yang benar menurut pemikiran mereka sendiri.
Ironisnya selama itu mereka masih beribadah dan pelayanan kepada Tuhan (Yes 1:11)!
Di hadapan Tuhan bangsa Israel sudah menjadi pelacur sundal (Yes 1:21). Yang ada dipikiran mereka cuma korban bakaran dan persembahan (sacrifice) –yang adalah kejijikan bagi Tuhan (Yes 1:13). Mereka pikir mereka sedang melayani Tuhan dengan membawa korban-korban itu, tapi Tuhan memperingatkan dengan keras kalau mereka adalah “anak-anak pemberontak… yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah, yang berangkat ke Mesir (minta tolong kepada dunia dan material) dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir” (Yes 30:1)
Dan keadaan ini juga semakin diperparah karena pemimpin-pemimpin rohani mereka tidak mengerti apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Mereka cuma mengajarkan doktrin agama (Yes 28:9-10), akibatnya Israel melakukan hal yang mengerikan: “Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri.” (Yes 28:15) Bayangkan, sudah mengikat perjanjian dengan maut (perjanjian bohong yang bukan berasal dari Allah), lalu berasumsi pula tidak akan kena hukuman Tuhan!
Bangsa Israel ingin untuk terus melakukan sesuatu karena hati mereka tidak bisa tenang (restless) di hadapan Tuhan, bahkan untuk berdoa sekalipun tidak betah. Mereka harus selalu melakukan sesuatu. Berdiam di hadapan Tuhan itu tidak masuk di kamus mereka. Bosannya seperti apa? Padahal Tuhan sudah berfirman, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Maz 46:11) Mereka mau dipuaskan jiwanya, tapi mencari kepuasan dengan minta tolong dunia. Jadi tetap saja tidak puas, malah makin menjadi-jadi rasa ketidaktenangan hatinya (restlessness).
Jadi, di tengah latar belakang yang seperti ini Tuhan berkata kepada Israel. “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!” (Yes 55:1-3)
“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yes 55:6-7)
Ini bukan ajakan kepada orang yang tidak mengenal Allah (gentiles/unbelievers), tapi kepada Umat Tuhan yang sudah meninggalkan Tuhan.
Bagaimana dengan gereja sekarang? Kitab Yesaya masih tetap relevan. Ini ajakan Tuhan untuk bertobat kepada gereja yang sudah meninggalkan Tuhan, bukan kepada orang non-Kristen.
Apa masalah gereja? Sama persis seperti Israel.
Gereja berpikir bahwa dirinya kudus, padahal tidak. Orang-orang Kristen cinta dosa dan melakukannya berkali-kali tanpa pernah sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan. Gereja juga memberontak kepada Tuhan, kata ‘taat’ itu asing untuk dilakukan meskipun mungkin sering dibicarakan. Begitu Tuhan suruh yang ‘aneh’ sedikit kita langsung berkata, “Bukan kehendak Tuhan! Kehendak Tuhan pasti masuk akal pikiran saya, pasti tidak menyimpang dari kebiasaan dan norma yang ada. Lewat dari itu bukan kehendak Tuhan.” Orang Kristen maunya nyaman sendiri dan pakai apa yang benar menurut diri sendiri atau pun apa yang benar menurut orang banyak – dua-duanya belum tentu apa yang menurut Tuhan benar meskipun kelihatannya baik. Ingat bahwa Alkitab berkata, “Namun kami semua menjadi seperti orang yang najis dan semua kebenaran kami seperti kain yang najis.” (Yes 64:6, Terjemahan Literal) Maka karena menurut orang Kristen kehendak dan kebenaran Allah itu ‘aneh’, gereja berbalik meninggalkan Tuhan seperti orang kaya yang disuruh menjual semua hartanya oleh Tuhan Yesus. Kenapa berbalik? Karena, “Mana mungkin kehendak Tuhan seperti itu? Saya makan apa? Keluarga saya makan apa?” Gereja pakai kebenaran diri sendiri, tidak mau tunduk kepada kebenaran Allah. Apa yang Alkitab katakan? “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:34) Ayat ini dipajang di meja kerja orang Kristen, dinyanyikan di rumah dan di gereja, tapi dalam kehidupan sehari-hari, “Kerajaan Allah harus sesuai kalau dicocokkan dengan situasi kehidupan saya, dengan kebiasaan keluarga saya, dengan jati diri dan kehendak saya, barulah saya mau lakukan. Yang paling penting saya dan keluarga saya bisa makan.” Yang dicari adalah sesuap nasi, kebahagiaan keluarga, jati diri, hobi, tapi Tuhan disuruh berdiri di pinggir: “Tolong Tuhan jangan mengatur kehidupan saya, waktu saya, keluarga saya.” Apa bedanya orang Kristen dengan orang di luar gereja yang tidak mengenal Kristus?
Jadi karena orang Kristen tidak mau menuruti Tuhan tapi tetap mau jadi Kristen, maka perlulah ada tindakan untuk menggantikan ketaatan kepada Tuhan. Apa itu? Tentu saja pelayanan di gereja yang paling mudah. Lagipula, Pendeta kan mengajak semua orang pelayanan. Mari kita ramai-ramai pelayanan, bawa korban persembahan pelayanan pada Tuhan. Tidak ada orang Kristen yang mau mengaku bahwa pelayanan yang dilakukan-nya di gereja itu bukan persembahan untuk Tuhan. Pelayanan di gereja zaman sekarang ini adalah paralel dengan kurban persembahan yang dibawa bangsa Israel dulu sewaktu mereka beribadah pada Tuhan di zaman Yesaya. Dasarnya adalah “saya mempersembahkan sesuatu untuk Tuhan: saya mampu/ada resource atau tidak. Kalau saya mampu/ada resource maka saya kerjakan, kalau tidak saya skip!” Begitu convenient-nya pelayanan di gereja untuk menggantikan ketaatan. “Ketaatan itu otoriter, karena itu jangan dilakukan. Kita pelayanan saja, beri persembahan saja tiap minggu. Itu cukup sebagai bukti cinta kita pada Tuhan. Kan Pendeta juga yang suruh, pasti benar. Kita sudah mempersembahkan sesuatu pada Tuhan, pasti Dia senang dengan persembahan kita. Tuhan tahu hati saya yang mau berkorban untuk Tuhan.”
Siapa bilang Tuhan pasti suka dengan semua persembahan yang kita bawa padaNya? Belum tentu! Ingat bahwa “Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya (Tuhan)” (Kej 4:5) karena tidak sesuai dengan kriteria Tuhan. Kalau Anda tidak pernah berdoa, bertanya, mencari kehendak Tuhan lewat FirmanNya, apa jaminan bahwa Anda tahu apa yang Tuhan mau Anda lakukan dalam pelayanan Anda? Seperti apa kriterianya? Atau Anda berpikir bahwa Tuhan berkenan pada semua pengorbanan Anda “menderita” dalam melayani? Apa yang Alkitab katakan? “Manakah yang lebih disukai TUHAN, ketaatan atau kurban persembahan? Taat kepada TUHAN lebih baik daripada mempersembahkan kurban. Patuh lebih baik daripada lemak domba. Sebab membangkang terhadap TUHAN sama jahatnya seperti melakukan sihir, dan hati yang sombong sama jahatnya seperti menyembah dewa.” (1 Sam 15:22-23 BIS) Yang Tuhan inginkan adalah Anda mati terhadap diri Anda sendiri, bukan banyak-banyak menderita atau banyak-banyak melayani! “Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya” (Maz 116:15) dan “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk 9:23) Orang Kristen suka dengan yang menderita-menderita, namun protes pada Tuhan kalau dirinya menderita terus. Jadikan penderitaan sebagai jalan untuk mati terhadap diri sendiri, bukan tujuan akhir.
Memuaskan hati manusia (diri sendiri dan orang lain) memang jauh lebih mudah daripada memuaskan hati Tuhan.
Maka tepat seperti yang Tuhan katakan. Sama seperti Israel yang adalah Umat Tuhan, Tuhan berkata kepada gereja yang adalah Umat Tuhan: “Celakalah anak-anak pemberontak … yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah.” (Yes 30:1) Rancangan untuk apa? Macam-macam tentunya. Salah satunya di luar gereja adalah untuk membangun kerajaan sendiri. Dan yang sangat serius adalah di dalam gereja: pelayanan atas rancangan sendiri tanpa bertanya pada Tuhan dulu.
Kita sudah belajar kalau tanpa Tuhan, manusia tidak punya hikmat untuk menjalani kehidupan ini – itu juga termasuk dalam menjalankan pelayanan di gereja. Karena tidak betah untuk berdoa atau pun tidak disiplin untuk bertanya pada Tuhan, maka hikmat Tuhan juga tidak ada dalam dirinya: lalu manusia mengganti hikmat Tuhan dengan hikmat sendiri. Alasannya, “Tuhan kan sudah kasih manusia otak untuk dipakai.” Mereka berasumsi bahwa pikiran mereka selalu sama dengan pikiran Tuhan. Namun apa yang Tuhan katakan dalam Alkitab? “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes 55:8-9) Pikiran orang lain saja tidak bisa diketahui kalau tidak bertanya dan klarifikasi dengan orang tersebut, apalagi pikiran Tuhan! (1 Kor 2:11) Siapa yang bisa mengklaim pikirannya selalu sama dengan pikiran Tuhan kalau tidak pernah bertanya sendiri pada Tuhan dalam doa dan mencari sendiri di dalam Alkitab? Sombong sekali orang seperti ini, bukan? Otak manusia memang harus dipakai, tapi itu setelah mengetahui apa dan bagaimana kehendak Tuhan harus dilakukan, bukan sebelumnya! Apa respons Tuhan terhadap manusia model seperti ini? Hati-hati: “Allah menentang orang yang congkak.” (Yak 4:6)
“Ah! Kalau begitu solusinya gampang! Kan problemnya pelayanan, maka mari kita tidak pelayanan di gereja –masalah selesai!” Salah besar! “Janganlah orang menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa”(Kel 23:15, Kel 34:20, Ul 16:16), tiga kali ayat ini diulang di Alkitab menunjukkan betapa pentingnya hal ini. Di Perjanjian Baru Rasul Petrus berkata, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” (1 Pet 4:10) Tuhan akan minta pertanggungjawaban atas semua yang sudah Tuhan titipkan pada Anda. Dan yang Tuhan mau bukan cuma uang Anda di kantong persembahan, tapi juga dengan semua yang sudah Dia investasi dalam kehidupan Anda, dan terutama dengan persembahan hidup Anda secara total di mezbah Allah (Rom 12:1).
Lalu bagaimana? Pelayanan salah, tidak pelayanan salah! Apa kriteria yang diinginkan Allah? Ingat, bahwa konsep pelayanan Kristen bukanlah “saya mempersembahkan sesuatu untuk Tuhan”, namun “TUHAN yang mengerjakan pekerjaan milikNya melalui kehidupan saya.” Yesaya 26:12 berkata, “Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.” Di Perjanjian Baru, Paulus menegaskan sekali lagi konsep ini, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.” (Filipi 2:13) Apa artinya? Pelayanan itu terserah Tuhan, bukan terserah manusia (diri sendiri maupun orang lain). Kalau begitu Tuhan rela tergantung dari apa? Jika Tuhan berkenan kepada kehidupan Anda sebagai orang Kristen, maka Dia akan melakukan pekerjaanNya melalui Anda. Dan hasilnya akan berbeda: buah Roh dihasilkan dalam kehidupan Anda, orang-orang bertobat – termasuk Anda sendiri. Saat ini apakah Anda berani mengklaim bahwa pelayanan Anda menghasilkan buah Roh dalam kehidupan Anda? Apakah Anda berani mengklaim bahwa orang-orang bertobat karena pelayanan Anda? Atau apakah Anda selama bertahun-tahun mengemukakan alasan yang sama, “pasti adalah yang bertobat, cuma kita tidak tahu saja siapa”, tanpa Anda punya perubahan hidup tunduk kepada Allah? Setiap pelayanan yang dilakukan oleh kuasa Roh Kudus cepat atau lambat akan terlihat hasilnya: buah Roh dan pertobatan. Anda dan orang lain senang dengan apa yang Anda lakukan untuk Tuhan, itu bukan validasi bahwa pelayanan Anda dilakukan oleh Roh Allah. Buah Roh dan pertobatan itu validasinya.
Dan bukan cuma soal pelayanan! Gereja “berangkat ke Mesir [i.e., minta tolong kepada dunia dan material] dengan tidak meminta keputusan Allah, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.” (Yes 30:2) Mesir di Alkitab adalah simbol dari dunia. Kita menjadi tidak kudus karena perbuatan kita sendiri yang pergi kepada Mesir (dunia) untuk memenuhi kebutuhan kita. Ini termasuk kebutuhan emosi dan kebutuhan rekreasi. Our needs are tremendous and unlimited as it reflects the tremendous and unlimited God –satu-satuNya yang bisa memenuhi semua kebutuhan kita. Ketika gereja minta tolong kepada dunia tanpa membuka hati untuk minta petunjuk dari Tuhan, yang terjadi adalah gereja akan terus menerus minta tolong kepada dunia tanpa petunjuk Tuhan karena kebutuhan kita tidak akan pernah terpenuhi. Tuhan tahu yang terbaik bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan kita. Ketika orang Kristen merasa tahu bagaimana memenuhi kebutuhannya sendiri dan mengesampingkan nasihat Tuhan, maka Tuhan sedang disingkirkan dari kehidupannya. Orang Kristen sok tahu dan sok bisa, namun tidak pernah bisa memenuhi kebutuhannya dan menjadi restless. Penyembahan berhala sedang terjadi terhadap pekerjaan, materi, atau apa pun juga yang memuaskan hidup orang Kristen selain Tuhan. Boleh-boleh saja Anda puas dengan ‘mainan baru’ Anda (yaitu dunia dan yang ada di dalamnya), tapi kalau Anda tidak pernah dipuaskan oleh Allah sendiri melalui Firman Tuhan dan doa, kalau duduk 5 menit untuk doa atau baca Alkitab saja tidak betah, jangan berbohong Anda tidak sedang menyembah berhala dalam kehidupan Anda! Anda dipuaskan oleh ‘mainan baru’ Anda, bukan oleh Tuhan sendiri.
Dan bukan cuma itu! Pemimpin-pemimpin rohani di gereja saat ini barangkali adalah batu sandungan terbesar untuk umat Tuhan, mereka cuma mengajarkan doktrin agama. Yang paling berbahaya adalah penganut doktrin keselamatan ‘Gospel of Salvation’ (Injil Keselamatan). Di Alkitab tidak ada istilah ‘Injil Keselamatan’. Silakan dicari kalau tidak percaya. Yesus memberitakan ‘Gospel of the Kingdom of God’ (Injil Kerajaan Allah), bukan ‘Gospel of Salvation’. Apa bedanya? Gospel of Salvation memberitakan Yesus yang menyelamatkan (sebagai Juruselamat) dan stop disitu. Gospel of the Kingdom of God (yang tentu harus ada rajanya), memberitakan Yesus sebagai Raja (yaitu sebagai kurios: Tuan, Master) yang turun menyelamatkan (dan sebagai Juru Selamat). Dua-duanya harus diberitakan dan dilakukan: Yesus sebagai Tuan dan Yesus sebagai Juru Selamat (Roma 10:9-10). Tidak bisa cuma salah satu saja! Bayangkan jika ada orang yang mengutip perkataan Anda cuma sebagian, lalu akibatnya banyak orang salah mengerti; tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan? Pernyataan yang seharusnya utuh namun hanya dikutip sebagian sangat mungkin membuat orang banyak salah mengerti –atau dengan kata lain, menyesatkan orang banyak.
Maka tidak heran kalau gereja kemudian melakukan hal yang mengerikan: Jaminan Keselamatan berdasarkan Injil Keselamatan yang cuma setengah itu (paralel dengan ‘mengikat perjanjian dengan maut’). Orang Kristen berpikir bahwa mereka punya jaminan keselamatan kalau sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat, selesai (well, nggak selesai sih, habis itu ‘mari kita ramai-ramai bikin program pelayanan’). Ketaaatan kepada Tuhan dan pertobatan itu tidak wajib (ketaatan tidak ditonjolkan dengan jelas, yang ditonjolkan adalah ‘mari pelayanan dan program pelayanan’, makanya jemaat nangkapnya tidak wajib). Mereka tidak mau tunduk kepada Yesus dalam kehidupan mereka, dan karena itu menyangkal Kristus sebagai Raja dan Tuan mereka. Tuhan Yesus disuruh berdiri dipinggir saja, jangan ditengah (menjadi sentral dari) kehidupan saya.
Yesus jangan mengatur hidup saya harus begini harus begitu. Apa yang saya mau lakukan itu terserah saya. Saya mau mengerti kehendak Allah atau tidak itu terserah saya.
Yesus jangan mengatur waktu saya. Saya mau pakai Waktu Doa dan Baca Firman saya untuk main Facebook, main game, nonton film, shopping berjam-jam, kongkow, tidur, itu terserah saya, saya mau rileks! Saya mau mengalami Tuhan sendirimelalui pemakaian waktu saya untuk doa dan belajar Alkitab atau tidak itu terserah saya.
Yesus jangan mengatur uang saya, saya tidak mau memberi kepada orang lain itu terserah saya. Saya mau beli apa yang saya mau itu terserah saya. Saya tidak mau memberi perpuluhan itu terserah saya.
Yesus jangan mengatur kebiasaan keluarga saya, keluarga saya mau jadi apa itu terserah saya. Hidup saya itu terserah saya.
Orang Kristen menyingkirkan Yesus di pinggir kehidupannya. Orang-orang seperti ini belum punya relasi dengan Allah –cuma mengaku saja kalau dia adalah anak Allah. Kalau Anda mengaku anak Allah, apakah hidup Anda tunduk dan taat seperti Yesus Anak Allah tunduk dan taat kepada BapaNya? Kalau tidak, Anda cuma mengaku-ngaku saja jadi anak Allah. Ingat bahwa Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.” (Mat 7:21)
Yudas, saudara Tuhan Yesus, memperingatkan orang-orang ini sebagai “ungodly people, who pervert the grace of our God into a license for immorality and deny Jesus Christ our only Sovereign and Lord.” (Yudas 1:4, NIV 2011) Perhatikan Yudas berkata “deny Jesus as Sovereign and Lord” bukan “deny Jesus as Saviour.” Orang yang sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat tapi belum menerima Yesus sebagai Tuannya (Lord = Tuan, Master), tentu saja masih bisa menyangkal Yesus sebagai Tuannya -maunya selamat tok tanpa mau tunduk kepada Tuhan. Mereka pikir mereka punya jaminan keselamatan (dan ini terus digembar-gemborkan), tapi sesungguhnya mereka tidak mau Tuan dari segala Tuan menjadi Tuan mereka.
Apa yang terjadi ketika orang-orang seperti ini maju pelayanan? Yesus telah menubuatkan kesudahan mereka: “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:22-23) Mengapa? Karena orang yang cuma mengaku dirinya Anak Allah tapi tidak melakukan kehendak Allah akan terfokus pada “apa yang saya persembahkan pada Tuhan”, bukan bagaimana membuat dirinya dikuduskan melalui ketaatan kepada kehendak Allah sehingga “Allah berkenan untuk melakukan pekerjaanNya melalui Anda dan saya.” Orang seperti ini menggantikan ketaatan kepada kehendak Allah dengan persembahan kepada Allah yang lebih convenient untuk dilakukan. Persembahan pelayanannya adalah andalannya ketika bertemu Tuhan kelak. “Tuhan, kan saya sudah melakukan ini, melakukan itu lho. Ingat nggak Tuhan, dulu saya pernah ikut mission trip? Saya ikutan pelayanan setia, Tuhan –di gereja dan di luar gereja; puluhan tahun lho, Tuhan! Saya juga pernah jadi majelis, Tuhan. Banyak pelayanan, setia pelayanan, posisi tinggi pelayanan: itu semua pencapaian rohani lho Tuhan.” Ingat, pelayanan yang Anda kerjakan sekarang belum tentu apa yang Tuhan mau untuk Anda lakukan dalam hidup Anda. Anda sudah bertanya apa maunya Tuhan saat Anda mengambil pelayanan itu? Apa yang Tuhan mau Anda kerjakan disitu? Sekedar “masak makanan, pasang poster, main musik, bikin program”? Apa efek pelayanan Anda? Jemaat gembira atau jemaat bertobat? Orang yang belum percaya gembira atau bertobat? Anda punya bukti konkritnya?
Kalau Anda tidak pernah bertanya, berdoa, ataupun berpuasa untuk mengetahui kehendak Allah, Anda tidak memakai hikmat Allah. Anda akan melakukan pelayanan di waktu yang bukan waktu Tuhan, mungkin juga di tempat dan dengan orang-orang yang bukan Tuhan mau. Yesus sudah memperingatkan di Matius 7:21-23 bahwa orang-orang seperti ini diselamatkan karena usaha mereka sendiri mempersembahkan pelayanan pada Tuhan (saved by works) –the very thing that they mock other churches are professing. Tuhan tidak pernah menyuruh mereka melakukan pelayanan tersebut. “Celakalah anak-anak pemberontak… yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah.” (Yes 30:1) Naik kuda bukan hanya cepat atau konsistensi nya yang penting, tapi arahnya juga harus benar –kalau tidak ber-resiko tidak pernah sampai di tempat tujuan.
Siapa yang tanggung jawab kalau gereja seperti ini? Pemimpin-pemimpin rohaninya yang pertama dituntut Tuhan –karena dari mereka doktrin sesat yang kelihatannya benar ini menyebar –Gospel of Salvation! Setelah pemimpinnya, lalu kemudian jemaatnya yang dituntut. Gereja saat ini sedang “mengikat perjanjian dengan maut … membuat (ke)bohong(an) sebagai perlindungan … dan dalam dusta … menyembunyikan diri” (Yes 28:15). Bayangkan, sudah tidak mau taat pada kehendak Tuhan, lalu ber-asumsi pula tidak akan kena hukuman Tuhan! Jaminan Keselamatan karena Injil Keselamatan yang tidak pernah diberitakan Tuhan Yesus. Injil yang tidak lengkap itu bukan injil yang benar, itu ajaran Iblis dan doktrin sesat!
Ini mindset gereja secara luas sekarang ini. Jangankan injil kemakmuran di gereja seberang; di gereja “tradisional” di dunia, ini yang sedang terjadi. Dan ini semua perlu dibenahi.
Jadi, di tengah latar belakang yang seperti ini Tuhan berkata kepada gereja-Nya, umat-Nya (baca: kepada saya yang mengaku orang Kristen, Umat Tuhan), “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; Dengarkanlah, maka kamu akan hidup!” (Yes 55:1-3)
Mengapakah Anda belanjakan uang, tenaga, resource Anda untuk projek-projek yang bukan berasal dari Tuhan (termasuk juga projek pelayanan di gereja yang bukan kehendakNya untuk Anda lakukan)? Berdoalah pada Tuhan, tanyakan padaNya apa yang IA mau lakukan dalam kehidupan Anda (bukan apa yang Anda mau lakukan untuk Tuhan). Kalau Anda sungguh bertanya dan mau hidup kudus di hapadan Allah, pasti Tuhan akan menyatakan kehendakNya. Dan ketika Tuhan sudah menyatakan kehendaknya pada Anda, taatlah, maka Anda akan hidup!
“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yes 55:6-7)
Gereja harus bertobat, dan waktunya adalah sekarang. Sudah tidak banyak lagi waktu. Murka Tuhan sudah menyala karena gereja tidak lagi “melakukan kewajiban[nya] mengenai tempat kudus dan kewajiban[nya] mengenai mezbah, supaya orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka [Allah].” (Bil 18:5) Gereja berkoar-koar bahwa tubuh orang Kristen adalah bait Allah dan imamat rajani, tapi tidak melakukan tugas imam untuk menjaga kekudusan bait Allah dan tidak lagi mempersembahkan hidupnya di mezbah Allah (Rom 12:1-2), sehingga murka Allah menimpa bangsa dan negara di tempat gereja berada. Orang Kristen hidup untuk manusia (diri sendiri dan orang lain yang jadi allah-allah kecil nya), bukan untuk Tuhan. Pelayanan orang Kristen di gereja sudah menjadi kekejian karena kita tidak lagi peduli pada Tuhan apa yang Ia mau lakukan. Orang Kristen juga tidak peduli pada kekudusannya ketika kita berada di luar gereja – akibatnya bukan yang kudus yang keluar dari gereja, tapi yang bejat dan jahat. Sudah tidak ada lagi bedanya dengan orang dunia. Maka tidak heran kalau pelacur besar di Wahyu 17 adalah gereja (Yes 1:21; Yeh 23; di kitab para nabi Tuhan menyebut umatNya sebagai pelacur karena dosa-dosa mereka, Umat Allah tidak mau bertobat!). Tuhan siap mendisiplin gerejanya yang membangkang, tidak mau taat, dan cuek pada kehendak Tuhan. Di zaman Israel, tentara Babel disiapkan untuk menyerang Yerusalem. Seperti itu juga akan terjadi lagi: Tuhan sedang menyiapkan tentara musuh untuk mendisiplin umat-Nya. Ingat, apa yang akan terjadi sudah pernah terjadi, dan yang sudah terjadi akan terjadi lagi; tidak ada yang baru di bawah matahari (Pengkhotbah 1:9)
Kalau gereja bertobat, Tuhan punya janji:
“Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.” (Yes 55:12-13)
Mengapa? “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes 55:10-11)
Kita membuat gunung-gunung bergembira, pohon-pohon bertepuk tangan, membuat semak duri menjadi pohon sanobar, dengan bertobat di hadapan Tuhan.
Sekarang saatnya bertobat. Jangan tertipu muslihat Iblis yang beredar di gereja! Mari kita memeriksa diri masing-masing. Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat, apakah kita hidup kudus dihadapan Tuhan? “Tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” (Ibr 12:14) Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat, apakah kita sudah menjadikan Yesus Tuan kita? Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat, apakah kita memberontak atau cuek kepada kehendak Tuhan? Carilah kehendakNya dan lakukan lewat berdisiplin membaca Firman Allah, berdisiplin berdoa bertanya pada Tuhan, dan berdisiplin hidup kudus di hadapan Tuhan –mati terhadap diri kita sendiri.
Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! (Yes 55:6) Ada waktunya Tuhan tidak lagi dekat, yaitu ketika penghakiman Allah atas dosa gereja dimulai (1 Pet 4:17): ketika Allah mengangkat cambukNya lalu menghajar dan menyesah gereja, karena Allah mengasihi gereja (Ibr 12:6-8).
Tuhan mengasihani kita semua.
Amin.