Akulah kebangkitan dan hidup
by GPBB · Published · Updated
Baik dalam legenda maupun dalam sejarah, manusia berupaya untuk menghindari kematian. Ada orang-orang yang berupaya untuk bisa tetap hidup selamanya. Contoh dalam sejarah adalah Kaisar Chin di abad ke-3 SM. Ia menyuruh Tabib Xu Fu ke 3 gunung keramat untuk mencari ramuan keabadian, tetapi Xu Fu tidak pernah kembali. Kaisar Chin kemudian mati di usia tua diduga karena terlalu banyak makan pil yang mengandung merkuri yang tadinya diyakini akan menolong menghindarkannya dari kematian.
Jika sampai sekarang upaya manusia belum menghasilkan keabadian (yaitu tidak mati), maka kebangkitan dari kematian menjadi suatu kisah yang umum dalam budaya-budaya dan agama-agama dalam rangka melawan kematian. Sejumlah dewa dalam budaya Yunani-Romawi bangkit dari kematian dengan berbagai cara, misalnya: Asclepius, Achilles, Memnon. Dalam budaya Hindu: Savitri menolong membangkitkan Satyavan suaminya, dalam kisah Ramayana, para monyet pasukan Hanuman dibangkitkan setelah perang. Para firaun di Mesir dimakamkan di piramida-piramida karena keyakinan bahwa mereka akan bangkit kembali. Di atas adalah tiga budaya yang mewakili banyak budaya lainnya.
Upaya secara ilmiah mengupayakan kebangkitan telah berlangsung.(lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Resurrection#Technological_resurrection)
Sedang dikembangkan teknik cryonics, yaitu membekukan tubuh manusia yang telah meninggal pada temperature -196 derajat Celsius dengan harapan akan ditemukan cara untuk membangkitkan tubuh tersebut. Dalam artikel yang sama disebutkan sejumlah pemikiran dan upaya untuk membangkitkan orang mati, tetapi memang belum ada wujud nyata tentang kebangkitan itu.
Dengan semua uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya manusia melalui agamanya dan upayanya mempunyai harapan akan keabadian (hidup yang kekal), terhindar dari kematian. Dan sebenarnya Kristus memberi jawaban terhadap kerinduan manusia untuk keabadian dan hidup yang kekal itu, jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” (Yohanes 11:25-26). Dan hal ini dimungkinkan karena ia telah bangkit dari kematian-Nya.
Kita sungguh bersyukur sebagai orang beriman kepada Kristus bahwa nanti kita akan dibangkitkan. Paulus meneguhkan hal ini: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (1Kor 15:20-22). Puji Tuhan! Kebangkitan Kristus memungkinkan kita juga dibangkitkan dan hidup kekal! (djh)
Photo by Pisit Heng on Unsplash