MEMAAFKAN MEMBERI SAYA KEDAMAIAN
Shalom! Berawal hanya dari ikut les bahasa Inggris, workshop, outing dan Natal gabungan tiap tahun. Pada satu acara Natal gabungan, saya lupa tempat dan waktunya, tapi saya ingat Kak Karmelita membawakan firman Tuhan lalu saya didoakan. Bulu kuduk saya berdiri dan air mata mengalir. Saat itulah saya merasa disentuh oleh Tuhan. Sejak saat itu saya bergumul untuk mengenal Yesus/Isa Almasih lebih dekat. Pada suatu hari saya ceritakan pergumulan saya kepada majikan, dan beliau mengajak saya untuk ikut Kebaktian Umum sampai sekarang. Sebenarnya pada saat itu hati saya bergejolak sangat hebat antara merasa berdosa pada agama saya dan rindu mengenal Isa Almasih. Tapi saya yakin semua agama itu baik dan mengajarkan kebaikan. Majikan saya bilang, “Kamu enggak harus pindah agama kok, ambil baiknya, yang tidak baik jangan.” Kembali saya merasa dikuatkan dan berani untuk mengenal Isa Almasih lebih dekat lagi dengan cara ikut ibadah dan KTB.
Saya merasakan perubahan dalam diri saya. Dulu saya paling tidak bisa memaafkan orang yang menyakiti saya. Setelah mengenal Isa Almasih, perlahan-lahan saya bisa memaafkan mereka yang menyakiti saya.
Saya tipe orang yang tidak banyak bicara dan tidak pandai bergaul, juga tak mudah membuka hati untuk sharing masalah ke orang lain. Lebih sering masalah itu saya simpan sendiri. Mungkin itu yang membuat saya jauh dari teman, minder, dan tak percaya diri. Tapi setelah mengenal Yesus, perlahan-lahan saya mulai bisa sharing masalah yang saya hadapi. Saya juga belajar untuk menjadi pendengar bila ada teman yang ingin sharing masalahnya walau saya sendiri juga banyak masalah. Saya ceritakan masalah saya ke teman-teman meski tidak semua. Dengan lingkungan yang hangat, para teman mendukung dan membawa hal positif, sedikit demi sedikit kepercayaan diri saya bertumbuh.
Banyak sekali akar pahit dalam hidup saya. Tapi, melalui semuanya, saya merasa Tuhan sayang saya. Itu membuat saya kuat, tabah dan sabar. Meski banyak akar pahit dalam hidup tetapi saya tidak putus asa atau melakukan hal-hal negatif. Sepahit apapun masalah tsb, saya selalu berusaha membahagiakan orang terdekat saya, seperti keluarga dan kerabat.
Saya lahir di keluarga yang sangat sederhana dengan agama yang kental. Dari keluarga yang broken home, tapi saya mencintai adik-adik tiri saya seperti adik kandung. Tak jarang orang mengejek, menghina saya dan keluarga. Saya hanya menangis dan selalu berpegang pada Tuhan bahwa Tuhan itu Maha Adil, Maha Tahu dan tidak pernah tidur. Itu yang selalu saya katakan pada diri sendiri, sampai akhirnya saya kerja di Singapore dan bisa berdiri di atas kaki sendiri, tentu karena pertolongan Tuhan karena saya terus berdoa dan sabar. Bersyukur karena belas kasihan Tuhan, saya bisa berbagi berkat pada keluarga dan sanak saudara. Walau tidak semua saudara saya yang suka sama saya. Ipar-ipar saya terlalu sering menyakiti hati saya, sampai sekarang. Tapi saya ingat perkataan Tuhan, “Cintailah musuh kita dan doakan mereka.” Pada awalnya itu sangat berat. Dalam kedagingan, saya berkata “Buat apa mendoakan mereka yang telah menyakiti hati saya?” Terkadang timbul rasa marah jika ingat perlakuan mereka pada saya, tapi perlahan-lahan dengan doa dan minta bimbingan Tuhan, saya coba untuk sabar dan berbesar hati. Akhirnya, dengan rendah hati saya bersyukur sudah bisa dan mau mendoakan mereka yang telah menyakiti saya. Dalam doa, saya memohon ampun pada Tuhan karena saya manusia yang tak luput dari dosa. Sayapun memohon agar Tuhan menyadarkan mereka yang telah menyakiti hati saya. Memaafkan mereka memberi saya kedamaian. Dengan kasih Tuhan, sekarang saya lebih mudah memaafkan dan mendoakan, walau masih dalam tahap belajar, tapi saya mau terus belajar untuk kebaikan. Terima kasih. (Anonim)