SERTIFIKASI PEMBAWA KABAR BAIK
by GPBB · Published · Updated
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”
Lebih gampang mana mengabarkan injil ke orang lain atau keluarga sendiri?
Ketika saya mengerti tentang kabar baik di Singapura, saya memakai tiket pulang dari beasiswa yang seharusnya dipakai setelah lulus, untuk langsung pulang mengabarkan ini ke orang tua saya. Dengan hati berdebar, memikirkan cara memulai percakapan, Tuhan akhirnya membuka kesempatan untuk bercerita kepada ibu, yang berakhir dengan perdebatan.
Namun uniknya malam itu Tuhan berbicara kepada ibu saya, esok paginya beliau menyuruh saya menceritakannya kepada ayah. Setelah mendengarkan cerita saya, ayah saya langsung memberi deklarasi agar kita semua ke kampung untuk ceritakan ini kepada keluarga ayah.
Dan dimulailah musyawarah bersama seluruh keluarga besar ayah dikepalai oleh kakek. Mungkin karena kepercayaan yang beragam, setelah mendengar cerita saya, kakek mulai memberikan wejangan dan pendapatnya, mencoba mencari jalan tengah bahwa semua agama sama. Kali ini saya yang mendebat dan berujung di deklarasi bahwa saya cucu kurang ajar yang berani melawan orang tua.
Kalau saya mengingat hal tersebut, maka saya ingin Amanat Agung dimulai dengan ”Kepadamu telah diberikan segala training dan sertifikasi. Sertifikasi ini membuktikan bahwa kamu telah siap. Karena itu pergilah.."
Namun Injil mengatakan: Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." Kepada orang ragu-ragu seperti inilah Tuhan memberikan Amanat Agung-Nya. Karena inti dari kabar baik adalah Yesus! Kepada Yesus telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Lalu amanat ini ditutup dengan "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Seperti Yesus menyertai para murid yang ragu-ragu, perjalanan iman ini berlanjut dari angkatan ke angkatan, dari jaman ke jaman. Injil itu bukan lagi sekedar pesan, melainkan hidup orang percaya yang dijalani bersama.
Amanat kita umat percaya jaman ini masih sama, dan yang kita perlukan bukan training, kemampuan berbicara, atau kepandaian mengajar, melainkan kerelaan berbagi hidup bersama, agar setiap angkatan melihat dan mereka mau datang menyembah-Nya. Dan itu dimulai dari rumah kita, our HOME.
Walau response ibu, ayah dan kakek semua berbeda, saya percaya segala kuasa ada pada Yesus, dan Ia telah merencanakan yang terbaik lewat itu semua.
Mungkin hanya satu sertifikasi yang relevan: Bahwa Tuhan telah memanggil saya orang berdosa ini menjadi murid-Nya dan memeteraikan hidup saya sebagai kabar baik. (ym-yj)
Image courtesy of unsplash-priscilla-du-preez