ISRAEL: SANG PEMBERITA YANG GAGAL

Kejadian 12:1-3; Yesaya 5:1-30

Sejak awal, Allah telah memilih dan memanggil Abraham untuk memberkatinya menjadi bapa bagi banyak bangsa. Tetapi, berkat ini tidak diperuntukkan bagi Abraham seorang, melainkan Allah memberkati Abraham supaya melaluinya “semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej.12:3). Perjanjian Allah dengan Abraham terus berlanjut kepada bangsa Israel. Israel diharapkan menjadi saluran berkat bagi banyak bangsa dan suku bangsa, namun Israel gagal.

Yesaya pasal lima berbicara tentang nyanyian tentang kebun anggur. Ini adalah bahasa figuratif yang menjelaskan bahwa Allah (sebagai Pemilik kebun anggur) sedih dan kecewa dengan perilaku dan kehidupan Israel (sebagai kebun anggur [Yes.5:7]). Sebab yang terjadi ialah “dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran” (ay.7). Kerinduan Tuhan agar keadilan dan kebenaran diwujudkan dalam dunia melalui bangsa Israel kandas karena perilaku hidup mereka yang egois dan tidak mengindahkan perintah Tuhan. Puji syukur Allah mengutus Israel yang Sejati.

Apakah hidup Anda egois dan melawan Tuhan seperti Israel yang gagal menjadi berkat bagi sesama? Ataukah seperti Kristus, Sang Putra Natal yang dinanti-nantikan itu?

Dalam Yohanes 15, Tuhan Yesus mengatakan “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya” (ay.1). Kalimat ini memiliki gema (alusi) yang dekat sekali dengan apa yang diuraikan dalam perikop nyanyian tentang kebun anggur tadi (Yes.5). Apa yang gagal dilakukan oleh bangsa Israel, kebun anggur Allah, kini digenapkan di dalam Kristus, Sang Pokok Anggur yang Sejati itu. Di dalam diri dan hidup-Nya, keadilan dan kebenaran Allah dinyatakan bagi dunia ini. Bahkan, melalui kelahiran dan kematian-Nya, Allah telah menyediakan berkat tiada terkira bagi seluruh bangsa yang percaya kepada-Nya, yaitu pengampunan dosa! Apakah hidup Anda egois dan melawan Tuhan seperti Israel yang gagal menjadi berkat bagi sesama? Ataukah seperti Kristus, Sang Putra Natal yang dinanti-nantikan itu? Ia bukan hanya memberi kasih-Nya, tapi seluruh hidup-Nya bagi sesama. Mari tinggal di dalam Kristus agar hidup kita berbuahkan kemuliaan bagi Allah Bapa (yj).