Belajar Menjadi Orang Tua
by GPBB ·
Dalam sebuah perjalanan, saya dan istri membicarakan suatu masalah yang pada waktu itu sedang kami hadapi dengan seorang rekan kerja. Tiba-tiba anak saya yang bungsu berkata kepada kami, “Apakah tidak ada yang baik dari orang itu?” Sejenak kami terdiam dan berpikir. Betul juga. Pada waktu itu kami membicarakan banyak kekurangan dari rekan tersebut, tetapi tentu dia juga memiliki banyak kelebihan dan kebaikan. Perkataan seorang anak SMA mengajar kami bukan hanya untuk melihat aspek yang berbeda dari pergumulan permasalahan kami, tetapi juga memperlihatkan bahwa anak melihat dan mengamati apa yang dilakukan oleh orang tua.
Sebagai orang tua, kita mengajar mereka untuk berbuat apa yang baik, tetapi jika pada kenyataannya kita tidak menunjukkan hal itu dalam perbuatan kita, maka mereka melihat itu sebagai suatu kontradiksi. Lain di bibir lain di hati, lain pula yang dikerjakan. Jika demikian, maka mereka belajar sesuatu yang salah dari kita.
Amsal 22:6 mengatakan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Dasar daripada ayat ini adalah janji Tuhan kepada Abraham. Kejadian 18:18-19 mengajar kita untuk mendidik anak-anak kita, “18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya." Janji ini meneguhkan janji Tuhan dalam Kejadian 12:1-3 bahwa melalui dia dan keturunannya semua bangsa akan mendapatkan berkat. Suatu hal yang kemudian digenapi dalam Kristus.
Kembali kepada peristiwa dalam perjalanan di atas, kami kemudian meminta maaf. Kami sekeluarga belajar untuk dapat melihat sesama kita baik dalam kelebihan dan kekurangan mereka. Mengakui kesalahan kepada anak tentu tidak mudah, pelajaran terpenting bagi kami adalah melalui kesalahan kami, maka anak dan orang tua belajar bersama untuk menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua tidak sempurna. Abraham dan banyak tokoh di Alkitab, kecuali Kristus, juga penuh dengan ketidaksempurnaan. Akan tetapi, melalui ketidaksempurnaan kita, kasih Tuhan dapat dinyatakan.
Warisan yang terbaik yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita adalah kehidupan yang terbuka dan mau melakukan Firman Tuhan. Dalam kelebihan dan kekurangan kita, marilah kita terus belajar menjadi orang tua, atau bahkan sebagai kakek-nenek, yang dengan setia mengajar anak-anak dan keturunan kita untuk setia menerapkan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kasih Kristuslah yang memampukan kita yang tidak sempurna untuk melakukan tanggung jawab kita menjadi saluran berkat-Nya. (MM)
Photo by Seljan Salimova on Unsplash