CERITA ALKITAB, CERITA ANDA
Saya yakin Anda senang mendengar cerita Alkitab. Saya juga. Ada banyak cerita-cerita ajaib di dalamnya. Cerita tentang kasih Allah bagi manusia melalui orang-orang, keluarga-keluarga dan kelompok masyarakat yang dipilih-Nya untuk menyatakan kehadiran dan kasih-Nya bagi dunia yang penuh dengan dosa. Tapi banyak orang melihat Alkitab seperti buku kuno dengan cerita-cerita yang sudah tidak relevan lagi pada masa kini, apalagi untuk anak-anak kita yang tumbuh dengan percepatan teknologi yang mutakhir. Tetapi sebenarnya, jika diceritakan dengan sungguh-sungguh, Alkitab tidak pernah kehilangan relevansinya dan cerita-cerita di dalamnya tidak kalah ajaibnya dengan kisah-kisah populer pada masa kini, malahan lebih ajaib.
Bayangkan saja, misalnya, cerita Adam dan Hawa yang berjalan-jalan bersama Allah setiap hari di taman Eden. Hijaunya taman itu, kesegaran yang dirasakan ketika sinar matahari menyeruak masuk melalui sela-sela daun yang basah oleh embun di pagi hari. Belum lagi lembutnya rumput dan suasana asri ditemani berbagai kicau burung dan binatang yang bermain di sana-sini. Dan yang paling ajaib ialah ada Allah di dalam taman itu, berjalan-jalan bersama. Itu adalah kisah yang indah. Atau, cerita tentang Musa membelah Laut Teberau ketika memimpin bangsa Israel lepas dari kungkungan Mesir. Rasakanlah deburan ombak di tepi laut itu, pekik suara kuda dan derap kereta perang tentara Mesir dari kejauhan, panasnya tiang api yang membara yang memisahkan Israel dari Mesir, lalu tiba-tiba… angin yang berhembus dengan begitu kuat dan memisahkan air laut yang dalam menjadi tembok air sehingga Israel dapat berjalan di tanah kering. Tidakkah itu kisah yang mengagumkan? Cerita orang-orang yang berjalan bersama dengan Allah.
Atau cerita tentang Tuhan Yesus yang sedang mengajar tentang hal kekuatiran. Apakah Anda dapat mendengar kicauan burung pipit yang sedang menghabiskan waktu bermain-main di hamparan bunga bakung berwarna-warni? Lalu tiba-tiba Anda teringat betapa miskin dan kurangnya hidup Anda yang terbelenggu oleh kekuatiran dan perasaan kurang, seolah-olah Bapa di Sorga tidak tahu keperluan Anda dan tidak mampu memenuhinya. Apakah Anda mendengar suara Yesus yang sedang duduk di kejauhan di atas batu itu, sementara orang banyak berkerumun hendak mendengar apa yang Ia katakan. Betapa lembut namun tegas suara-Nya, mengingatkan Anda bahwa jika burung dan bunga saja Tuhan pelihara, apalagi hidup Anda. Tidakkah semua ini adalah cerita-cerita yang akan diceritakan berulang-ulang kepada generasi-generasi berikutnya sepanjang zaman? Cerita yang bernilai kekekalan. Cerita Allah bagi kita. Allah kita adalah Allah yang senang bercerita. Alkitab adalah firman Allah, dan berisi cerita-cerita dari Allah, tentang diri-Nya, dan tentang orang-orang yang berjalan bersama dengan-Nya.
Apakah Anda masih menceritakan cerita-cerita yang ajaib ini kepada anak-anak Anda? Ketika hendak tidur, ketika dalam perjalanan di mobil, ketika tamasya, ketika bersantai, ketika hendak berdoa bersama, ketika jauh dan hanya bertemu di telpon atau facetime, ketika melepasnya pergi, ketika menerimanya pulang. Setiap anak Tuhan punya berbagai cerita pengalaman-Nya berjalan bersama Allah. Bagaimana dengan cerita Anda? (YJ).