HIDUP SEPERTI TUHAN
“Dan IA yang telah mengutus Aku, IA menyertai Aku, IA tidak membiarkan
Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya.”
(Yohanes 8:29)
Judul diatas bukan perintah agar manusia menjadi Tuhan, tetapi DIA menghendaki manusia hidup di dunia seperti -sesuai- kehendakNya. Wajar dan pantas saja Tuhan menghendaki kita hidup seturut kehendakNya, sebab Dia-lah yang menciptakan kita dan punya Dia-lah kita, sehingga Dia-lah yang harus paling mempengaruhi hidup kita.
Pertanyaannya adalah siapakah yang paling berpengaruh atau mempengaruhi kehidupan kita di dunia? Katanya ada tiga guru dalam hidup seseorang, yaitu, orang tua (ayah-ibu), teman (pergaulan) dan guru di sekolah atau di gereja. Seringkali apa yang diajarkan di keluarga runtuh ketika berada di pergaulan. Begitu juga apa yang diajarkan atau dikotbahkan di gereja lenyap ketika sudah bertemu teman-teman dunia. Ajaran teman sering lebih dipatuhi ketimbang orang tua atau pendeta. Rasul Paulus berkata, “Janganlah kamu sesat, pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15:33) Betapa dasyatnya guru yang namanya teman itu. Makanya hati-hati bergaul karena tidak semua teman itu baik.
Dunia laksana sebuah medan perang antara kebenaran dan kezoliman. Apa yang diajarkan di keluarga, sekolah atau gereja diuji pelaksanaannya di masyarakat. Kegagalan atau dosa kita sering terjadi bukan di keluarga, di sekolah atau di gereja tetapi di luar ketiga tempat itu. Banyak kasus yang dialami seseorang di masyarakat mengagetkan keluarga atau gereja. Mereka tidak menyangka seorang yang begitu baik di keluarga atau begitu rohani di gereja bisa terlibat berbagai aksi kejahatan, pergaulan bebas, narkoba dan korupsi di masyarakat. Maka sekarang marilah kita merenung, apakah kita telah menjadi benar dan kudus di masyarakat? Bagaimanakah resep hidup benar dan kudus di masyarakat? Marilah kita pelajari kunci sukses kehidupan Yesus Kristus di dunia ini:
1. Memiliki prinsip.
Dari Yohanes 8:29, kita tahu Yesus Kristus selalu berusaha untuk hidup berkenan kepada Tuhan baik di tengah keluarganya, masyarakatnya atau juga di sekolah rohaninya (bait Allah) Ini adalah prinsip Yesus Kristus dan cerminan keteguhan dan ketangguhanNya menjalankan prinsip tersebut. Menyenangkan hati Tuhan selalu dijadikan standard dalam hidupNya. Keteguhan pegang prinsip membuat Yesus hidup di dunia seperti ikan yang hidup di lautan, walau hidup di air asin tetapi air laut yang asin tidak dapat mengasinkan dagingnya (hidupnya) Tanpa prinsip firman Tuhan, seseorang akan terombang-ambing dalam hidupnya.
2. Berupaya menyenangkan Tuhan.
Seringkali dalam hidup ini kita ingin menyenangkan semua pihak sampai kita rela berbuat apa saja demi mereka. Kita lebih rela mengorbankan Tuhan demi menyenangkan semua pihak. Inilah penyebab utama kejatuhan kita, yaitu kita turut dan larut dalam segala perbuatan kecemaran. Demi pergaulan kita rela mengorbankan pekerjaan, keluarga dan Tuhan. Sebagai seorang anak Tuhan selayaknya kita belajar banyak kepada guru kita Yesus Kristus. Jangan biarkan pergaulan yang buruk merusak etika dan spiritualitas kita. Sewajarnya kita lebih rela mengorbankan dunia demi menyenangkan hati Tuhan. Di bulan Misi 2015 ini biarlah kita semua selalu berusaha untuk senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya. (J.Th)