Injil Untuk Semua Orang
by GPBB · Published · Updated
Kisah Para Rasul 17:16-34
Pada perikop-perikop sebelumnya dicatat bahwa Paulus sudah berkeliling dari kota ke kota untuk memberitakan Injil – Yesus adalah Mesias. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan banyak orang dari berbagai golongan dan budaya. Paulus tidak memilih hanya akan datang kepada golongan atau kelompok tertentu saja, tetapi ia mendatangi mereka semua karena ia tahu bahwa semua orang membutuhkan Injil.
Kini perjalanan Paulus tiba di Atena. Setibanya di Atena, Paulus dengan hati yang sedih melihat bahwa di kota itu penuh dengan patung-patung berhala. Orang-orang di Atena mengabaikan Allah dan memilih untuk menyembah patung-patung itu. Reaksi Paulus atas semuanya itu, dengan tetap tenang ia pergi ke rumah ibadat dan pasar untuk beridalog dengan orang-orang Yahudi maupun Yunani. Di sana terdapat juga para filsuf yang bertanya kepada Paulus tentang ajaran yang ia ajarkan, dan mereka mendapati bahwa ajaran yang Paulus ajarkan berbeda dengan pengajaran mereka – ajaran yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Karena perbedaan ini maka Paulus diminta untuk berbicara di sidang Areopagus. Mulai dari ayat 22-31 mencatat apa yang Paulus katakan kepada orang-orang di Atena. Dari perjalanan misi Paulus di Atena, setidaknya ada dua hal yang dapat kita renungkan dan lakukan dalam perjalanan hidup kita sebagai orang percaya:
1. Melihat Dengan Kacamata Belas Kasihan
Paulus tahu bahwa Atena bukan tempat yang mudah, di sana ada banyak orang-orang kafir yang mengabaikan Allah. Namun kebobrokan ini tidak membuat Paulus menyerah, mengabaikan, bahkan menyingkirkan mereka. Dengan hati yang penuh belas kasih Paulus menemui orang-orang itu dan berbagi Injil kepada mereka. Dengan melihat Paulus yang penuh kasih seperti ini, bagaimana dengan kita hari ini? Apakah kita sudah memiliki kepekaan dan kasih yang demikian untuk membagikan Injil ketika kita bertemu dengan keluarga atau rekan kita yang belum percaya? Kalau mungkin kita belum bertemu, mintalah kepada Tuhan untuk mengirimkan pribadi-pribadi yang dapat kita injili.
2. Bergantung Kepada Hikmat dan Anugerah-Nya
Ketika Paulus diminta untuk berbicara di sidang Areopagus, ini menjadi kesempatan yang baik untuk ia menyatakan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, dan Allah dekat dengan ciptaan-Nya. Dalam kesempatan ini Paulus berbicara dengan penuh keyakinan akan otoritas firman Allah. Paulus bukan menyampaikan tentang hikmat manusia melainkan hikmat Allah. Ketika kita mendapat kesempatan untuk membagikan Injil apa yang kita beritakan? Apakah sungguh-sungguh tentang kebenaran Allah atau hanya sekadar menunjukkan kemampuan pengetahuan kita?
Suatu anugerah ketika kita diberikan kesempatan untuk membagikan Injil kepada orang-orang disekitar kita. Kiranya kita dapat mengikuti teladan Paulus, melakukan tugas istimewa ini dengan penuh belas kasih dan sepenuhnya bergantung kepada hikmat dan anugerah Tuhan, karena Injil adalah tentang Dia – Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk kita semua, dan Injil untuk semua orang. (CP)
Image courtesy of worshipcenterindonesia.blogspot.com