KETIKA ALLAH TIDAK MENJAWAB DOA
by GPBB ·
KETIKA ALLAH TIDAK MENJAWAB DOA
Ibu Amy melayani sebagai seorang misionaris di Pakistan. Ia mendirikan sebuah panti asuhan untuk menampung dan merawat anak-anak korban perang yang telah kehilangan orangtua atau terpisah dari mereka. Setelah perang usai, satu demi satu anak-anak ini mendapatkan orangtua yang ingin mengadopsi mereka. Ada satu anak bernama Martha. Ia memiliki tanda khusus dipipinya; tanda lahir berupa bercak yang lebar di pipi sebelah kiri.
Martha menjadi salah satu penghuni panti asuhan itu sejak ia masih bayi. Kini ia sudah berusia 9 tahun. Satu kali Martha bertanya kepada Ibu Amy, “Mengapa tidak ada orang yang ingin mengadopsi saya sebagai anak? Apakah karena wajah saya yang buruk ini?” Martha menyesalkan wajahnya yang memiliki tanda lahir. Berulangkali ia meminta Tuhan Yesus untuk menghapuskan tanda lahir itu dari pipinya supaya ia dapat diadopsi. Ia makin sedih mengingat teman-temannya satu per satu meninggalkannya karena sudah mendapatkan orangtua untuk mengadopsi mereka. Ibu Amy dengan sabar menjelaskan bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah untuk Martha. “Jika Tuhan tidak mengabulkan doa, itu berarti Ia memiliki rencana yang lebih besar untuk kita. Teruslah berdoa dan percaya kepada Tuhan Yesus ya Martha,” begitu kata Ibu Amy.
Suatu hari seorang ibu muda datang ke panti asuhan itu. Ia tampak cemas dan lelah. “Ibu Amy, apakah ibu melihat anak saya? Dia masih berusia dua minggu ketika kami terpisah darinya. Suami saya berhasil membawa anak-anak kami yang lelaki, tetapi kami kehilangan anak kami yang paling kecil yang perempuan. Saya sudah berkeliling seluruh panti asuhan selama sembilan tahun ini dan tidak menemukannya.” Ibu Amy terdiam. “Apakah Ibu memiliki foto anak ibu?” tanya Ibu Amy. “Saya tidak memiliki fotonya. Tetapi saya ingat ada bekas tanda lahir pada pipi sebelah kiri. Bercak besar yang tidak pernah saya lupakan,” ingat Sang Ibu. Ibu Amy bergumam dalam hatinya, “Mungkinkah anak itu Martha?”
Ibu Amy kemudian berjalan ke belakang dan memanggil Martha untuk ikut bersamanya. Ketika Sang Ibu melihat Martha, ia langsung mendekat dan terkejut. “Benar! Engkau adalah anakku! Ibu sudah berusaha mencarimu selama 9 tahun ini di semua panti asuhan. Oh syukurlah Ibu bertemu denganmu sekarang,” kata sang Ibu sambil berlinang air mata bahagia. Martha serasa tidak bisa mempercayai apa yang terjadi. Ia memeluk ibunya, ibu kandungnya sendiri yang selama bertahun-tahun ini terpisah darinya. Kini ia mengerti mengapa Tuhan memberinya tanda lahir di pipi itu dan tidak mengabulkan doanya untuk menghapuskan tanda itu. Justru apa yang Martha anggap sebagai keburukan, Tuhan menggunakannya menjadi berkat yang indah pada waktunya.
Saudara, apakah Anda juga sedang berdoa seperti Martha? Ingatlah bahwa Allah mendengar. Ia bahkan memiliki rencana yang jauh lebih indah daripada yang dapat Anda doakan. Tetaplah percaya kepada-Nya. Tuhan memberkati (YJ).