Mengapa Kebaktian di Gereja?
by GPBB ·
Jangan tidak kebaktian di gereja yah!” Kalimat seperti itu sering kita dengar waktu kita masih kecil. Dari mulut papa atau mama kita, ucapan itu biasa keluar. Bahkan sampai kita besarpun seringkali orang tua kita masih menasehati kita seperti itu. Kalau mood kita lagi bagus, kita rajin kebaktian di gereja tanpa mempertanyakan untuk apa ke gereja. Tetapi, kalau mood kita lagi mampet alias BT, maka kita langsung ngedumel, “Buat apa sih kebaktian di gereja, khan cukup sudah kebaktian online!” Pandemik C-19 sudah berlalu, bencana sudah terlewat maka seharusnya kita kembali onsite.
Tetapi, tahukah Anda, hadir kebaktian di gereja itu sangat penting dan berbeda dengan kebaktian streaming atau online. Memang kebaktian dengan cara apapun tetap ada khotbahnya, tetapi kebaktian minggu onsite adalah panggilan Tuhan untuk ibadah.
Mengapa kita harus balik kebaktian di gereja?
- Karena “bahaya” sudah berlalu.
Amsal 22:3, “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” Jika malapetaka berlalu maka kita keluar dari persembunyian kita. Tidak boleh terus bersembunyi.
- Mempertajam hati nurani.
Kebaktian di gereja membuat kita diperbarui, mempertajam sensor hati nurani, mendapat teguran firman Tuhan. Kita juga menyanyi memuji Tuhan, memberi persembahan dan mengakui dosa di hadapan Tuhan. Selain itu –ini yang penting– kita bisa bersekutu dengan sesama, melayani dan saling berinteraksi. Sesuatu yang tidak didapat ketika kita hanya nonton TV di rumah atau baca buku sendirian.
- Diproses dan dibentuk.
Kebaktian di gereja memroses kita. Ibarat segumpal tanah yang berisi emas, tanah itu masih perlu diproses dan berulang-ulang disaring agar yang tertinggal hanya emas murni. Hidup manusia juga demikian. Melalui kebaktian, hidup kita disaring, mana yang harus dibuang dan dibersihkan sehingga yang tinggal di hidup kita hanya perkara-perkara mulia.
- Diarahkan dan digembalakan.
Kebaktian di gereja akan mengarahkan kita. Ibarat domba yang perlu diarahkan dan digembalakan karena gampang tersesat, kita juga demikian. Kita perlu pengarahan bukan hanya dari gembala, dari kotbah tetapi juga dari interaksi dan ngobrol-ngobrol dengan sesama. Pandangan hidup, pikiran dan perbuatan kita serta tingkah laku kita yang menyimpang dikembalikan ke jalan yang benar.
- Memenuhi undangan Tuhan.
Kebaktian di gereja adalah pemenuhan undangan Tuhan. Bayangkan, betapa sedihnya kita ketika seseorang yang kita undang tidak datang. Begitu pula dengan Tuhan. DIA mengundang kita, anak-anak-Nya berbakti di bait-Nya, apalagi kita sebagai umat pilihan-Nya yang sudah ditebus oleh darah Kristus, harus lebih lagi berbakti di gereja.
Ibrani 10:25, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang. Tetapi, marilah kita saling menasehati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (J.Th)
Photo ©GPBB