MENGAPA TIDAK PERNAH BICARA
by GPBB ·
Sewaktu SMP, saya sekelas dan sebangku dengan seorang teman. Teman sebangku ini akhirnya percaya kepada Tuhan Yesus tetapi tidak melalui pemberitaan saya tetapi melalui teman saya yang lain. Untuk hal ini saya amat bersyukur. Namun, di sisi lain, saya merasa tertegur ketika pada satu kesempatan dia berkata kepada saya mengapa selama saya dan dia duduk sebangku, saya tidak pernah berbicara tentang Tuhan Yesus atau memperkenalkan-Nya kepada dia. Seketika itu saya tersentak kaget.
Sungguh ini menyadarkan dan memberi pelajaran sangat penting tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi kita semua. Pelajarannya adalah betapa seringkali kita kurang peduli dengan orang-orang di sekitar kita, dengan teman-teman kita, atau saudara-saudara kita bahkan dengan keluarga kita sendiri. Kita setiap hari sibuk dengan urusan kita sendiri. Kita repot melayani Tuhan di gereja. Padahal begitu banyak dari mereka yang belum mengenal bahkan belum pernah mendengar siapakah Tuhan Yesus itu. Roma 10:13 berkata, “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia? Jika tidak ada yang memberitakanNya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?” Bagaimana sesama kita bisa dengar, bisa tahu dan bisa mengenal Tuhan Yesus jika kita tidak pernah memperkenalkan Tuhan Yesus. Malahan mungkin kita tidak pernah sekalipun menyebut kata `Tuhan Yesus` kepada mereka.
Selain kita terlalu sibuk, kita juga terlalu takut menyebutkan nama Tuhan Yesus di hadapan mereka. Kita seolah-olah terjangkit virus phobia, suatu penyakit ketakutan oleh bayang-bayang konsep sendiri. Kita takut oleh perasaan kita sendiri padahal kenyataannya belum tentu demikian. Kita phobia menyebut nama Yesus kepada teman, kolega atau family kita karena kita pikir ini masalah sensitif yang akan membuat mereka tersinggung dan marah bahkan bisa rusuh. Kita asyik dan berani di dalam gereja atau komunitas seiman, tetapi begitu keluar dari komunitas tersebut kita langsung terjangkit phobia itu lagi. Padahal faktanya tidaklah selalu demikian. Teman saya sekelas dan sebangku itu adalah contohnya. Ia seolah-olah mewakili mayoritas manusia yang menunggu mengapa kita tidak menyebut, menyampaikan atau mempraktekkan iman Kristen kita, seperti berdoa sebelum makan, berdoa sebelum pergi dll. Jangan sampai terjadi ketika jiwa mereka di neraka, mereka menuntut kita mengapa selama bergaul dengan mereka kita tidak pernah memperkenalkan bahkan menyebut nama Yesus saja tidak pernah.
Jika suatu saat kita dipanggil Tuhan, dan Tuhan bertanya: “Berapa orang yang telah kau perkenalkan Yesus kepadanya? Bagaimanakah jawab kita.
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik” (Roma 10:15) Ayat ini menyatakan bahwa membawa kabar baik saja sudah indah, apalagi membawa jiwa. Tugas kita sebagai murid Kristus adalah memberitakan atau menyebutkan nama Yesus bukan mempertobatkan orang. Mempertobatkan adalah tugas Roh Kudus. Kita hanya alatNya untuk menceritakan. Jadi, bagaimana sekarang? Masihkah kita tetap tidak pernah memperkenalkan Yesus kepada teman, kolega atau family kita. (J.Th)
Photo by Cody Engel on Unsplash