MEZBAH
by GPBB · Published · Updated
Mezbah untuk korban adalah salah satu perlengkapan ibadah di Tabernakel (Kemah Suci) dalam rangkaian pembangunan ritus ibadah umat Israel. Allah memerintahkan kepada Musa agar Israel membangun ibadah umat dengan tepat seturut petunjuk yang Allah sampaikan. Mezbah atau altar korban biasanya diletakkan di ruang maha kudus (Ibrani 9:3-4). Di atas mezbah ini, imam besar mewakili umat mempersembahkan kurban kepada Allah.
Mezbah itu sendiri haruslah dikuduskan dengan darah domba yang dipercikkan pada tanduk-tanduk mezbah. Ini melambangkan kekudusan dan kemurnian yang Tuhan karuniakan dalam awal ibadah umat. Mezbah menjadi lambang di mana umat berjumpa dengan Allah melalui ibadah dan kurban. Seluruh rangkaian peribadatan umat dan simbol-simbol ibadah dalam Perjanjian Lama merupakan perlambangan yang akan merujuk kepada Kristus yang hadir dan nyata dalam pengajaran di Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Baru kita dibukakan bahwa Imam Besar yang membawa kurban penghapus dosa ialah Yesus Kristus. Ia tidak membawa darah domba, melainkan darah-Nya sendiri. Yesus Kristus menjadi Imam Besar sekaligus kurban yang dipersembahkan kepada Allah untuk penghapusan dosa manusia. Di manakah mezbah itu diletakkan? Di atas kayu salib. Salib menjadi lambang Anak Tunggal Allah mempersembahkan diri-Nya agar kita yang percaya dan beriman kepada-Nya mendapatkan pengampunan dosa dari Allah dan memiliki relasi dengan-Nya. Kitab Ibrani mengatakan, “Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar … dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan atau darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri” (Ibrani 9:11-12). Puji Tuhan untuk mezbah dan salib Tuhan!
Selain itu, mezbah juga melambangkan hati dan hidup kita yang telah ditebus oleh Tuhan. Mezbah merujuk kepada korban hidup yang dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Rasul Paulus mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2).
Refleksi:
- Apakah Anda dengan sadar menyerahkan hati dan hidup Anda sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan?
- Dalam hal apa Anda masih serupa dengan dunia ini? Bagaimana Anda terus mengusahakan pembaharuan budi sebagai umat milik Kristus? (yj)
Photo by Rodolfo Clix from Pexels