NATAL TANPA PERAYAAN
by GPBB ·
NATAL TANPA PERAYAAN
Natal pertama Allah memberikan hadiah yaitu Anak-Nya yang tunggal, yang sangat dikasihi-Nya kepada manusia yang berdosa. Hadiah dari Tuhan itulah yang membawa keselamatan manusia dari hukuman kekal. Natal-natal selanjutnya giliran manusia yang memberikan hadiah kepada Tuhan Yesus. Para gembala di Lukas 2:8-20 menyambut Natal dengan memberitakan kabar Natal (Luk 2:17) Ini sama artinya mereka memberi hadiah mulut mereka untuk digunakan memuji, memuliakan dan memberitakan Yesus kepada setiap orang (Luk 2:20). Para orang Majus di Matius 2:1-12 rela menempuh perjalanan jauh mengikuti arah bintang dan setelah bertemu dengan Yesus, mereka sujud menyembah dan memberikan hadiah emas, kemenyan dan mur. Para gembala dan para Majus telah memberi contoh bahwa natal adalah saat untuk memberi hadiah kepada Tuhan. Ketika kita diundang ke perayaan ulang tahun seseorang, bukankah kita yang memberi hadiah kepada yang berulang tahun bukan sebaliknya. Lantas, bagaimana dengan kita? Natal demi natal, “hadiah” apa yang kita berikan untuk Tuhan? Tuhan berkata dengan sederhana: “Apa saja yang kamu lakukan untuk saudaraku yang paling hina, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40) Ketika di Natal kita melakukan sesuatu kepada mereka yang lapar, yang haus, yang asing, yang telanjang, yang sakit dan yang dipenjara, kita telah memberi “hadiah” kepada Yesus Kristus yang berulang tahun.
Bagaimana dengan khotbah Natal? Setiap tahun khotbah Natal berputar-putar kepada topik Natal jangan hanya menjadi tradisi. Natal bukanlah baju baru tetapi hidup baru tetapi faktanya kita tidak pernah hidup baru. Natal katanya harus dirayakan dengan kesederhanaan tetapi lagi-lagi kita juga tidak berani memotong budget anggaran Natal. Natal katanya juga harus dirayakan dalam suasana keprihatinan tetapi lucunya acaranya penuh dengan kemeriahan bahkan cenderung mewah: tarian, nyanyian solo, paduan suara kolosal, pesta dan aneka makanan. Lantas apanya yang diprihatinkan? Tahun 2020 pandemi Covid-19 telah membuat Natal benar-benar tanpa perayaan, tanpa pesta, tanpa gegap gempita kemeriahan acara, dan tanpa anggaran. Natal yang dalam keprihatinan. Natal 2020 tanpa perayaan, kita semua dipaksa merayakan Natal dengan sederhana dan di rumah kita masing-masing bersama dengan keluarga. Sesuatu yang hampir tak pernah dilakukan sebelumnya. Banyak kita sibuk dengan persiapan di gereja, rapat panitia Natal dlsb
Pandemi Covid-19 telah menciptakan tradisi baru yaitu Natal bukan lagi perayaan, bukan lagi kemegahan drama, dekorasi, hadiah, kostum, shopping, makan dan minum. Saatnya kita memberikan hidup kita sebagai hadiah kepada Tuhan Yesus Kristus. Saatnya kita kumpul eksklusif hanya bersama keluarga dan Tuhan Yesus Kristus dalam satu kebaktian Natal keluarga. Para gembala mempersembahkan mulut dan hidup mereka. Para orang Majus mempersembahkan hidup dan harta mereka. Bagaimana dengan kita? Mari kita persembahkan hidup kita dan keluarga kita untuk Tuhan Yesus Kristus. Selamat mempersiapkan Natal Keluarga kita masing-masing. (J.Th)