BAGAIMANA MENGHADAPI KEBAHAGIAAN
(image from http://imgflip.com)
Sepertinya judul di atas salah deh. Mestinya: ”Bagaimana menghadapi kesedihan, kegagalan, penderitaan atau kematian bukan kebahagiaan. Banyak buku yang berjudul: “Where is God When Bad Things happened?” Sepertinya jarang ada buku: “Where is God when the happiness things happened?”
Tapi bagi saya judul di atas tidak salah alias betul-betul benar. Dalam hidup ini, seharusnya bukan hanya menghadapi hal-hal buruk yang harus kita persiapkan, tetapi juga hal-hal bahagia. Sebab apa? Sebab manusia bisa jatuh dalam dosa pada kedua situasi tersebut. Dalam penderitaan, kegagalan, bencana dan kesulitan, manusia bisa kehilangan semangat, putus asa dan pikiran pendek, tetapi dalam suasana bahagia, manusia bisa kelebihan bahagia (eforia), lupa diri dan mau coba apa saja dan cenderung sombong. Dalam kesedihan, manusia bisa frustasi, tetapi dalam kebahagiaan, manusia bisa kehilangan kendali diri. Tidak punya uang, manusia mencuri dan memalukan nama Tuhan. Ketika punya uang, manusia kehilangan kendali diri, lupa diri, mau mencoba semua kenikmatan dosa dan menyangkal Tuhan. Itu sebabnya, betapa penting bagaimana kita menghadapi kebahagiaan.
Inilah cara menghadapi kebahagiaan:
- Jangan Lupa Diri.
Ingat, jangan sampai karena kesuksesan kita jadi mabok diri, sombong diri karena beranggapan semua kesuksesan karena kemampuan dan kehebatan pribadi. Biasanya seringkali ketika sudah sukses, maka mulailah kita menggurui orang lain yang masih dalam kegagalan.
Amsal 30:7-9, “Dua hal aku mohon kepadamu, jangan itu Kau tolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah daripadaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkan aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu, dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau kalau aku miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku.”
Inilah ayat2 yang bagus sekali. Dalam keadaan kurang kita tidak mengeluh. Dalam keadaan kelebihan kita merasa cukup. Tetaplah rendah hati dan ingat diri sekalipun kita sedang berada di puncak kejayaan.
- Belajar Untuk Berkata Cukup.
Filipi 4:11, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.”
Kepuasan adalah sesuatu bahaya jika tanpa kendali. Jika dikendalikan maka kepuasan akan menjadi kenikmatan. Tetapi jika tanpa kendali maka kepuasan akan menjadi bencana. Kepuasan juga tidak boleh dinikmati sendiri, ia harus dinikmati bersama keluarga, teman dan kepuasan yang memuliakan nama Tuhan.
Dalam keadaan kurang kita tidak mengeluh. Dalam keadaan kelebihan kita merasa cukup. Tetaplah rendah hati dan ingat diri sekalipun kita sedang berada di puncak kejayaan. (J.Th)