PENUNDAAN
by GPBB ·
PENUNDAAN
Saya tidak suka menunda. Saya percaya Anda juga. Kita ingin menyelesaikan atau minimal membuat progress dari apa yang dipercayakan kepada kita sebisa mungkin. Apalagi dengan kehidupan kita di Singapura. Gerak dan aktivitas kita ditentukan oleh produktivitas dan efisiensi. Jelas menunda bukan salah satu pilihan. Jika bisa dilakukan cepat, kita tidak suka berlambat. Jika bisa dilakukan sekarang, kita tidak suka mengulur-ulur waktu. Orang pada umumnya membenci penundaan. Tapi uniknya, Allah tidak membenci penundaan.
Ada banyak kisah di Alkitab di mana Allah menjanjikan sesuatu yang besar kepada hamba-Nya tetapi hamba tersebut harus menunggu waktu yang begitu lama untuk sampai pada pemenuhan janji itu. Contoh yang paling jelas ialah Abraham. Allah menjanjikan bahwa Ia akan membuat Abram (sebelum namanya menjadi Abraham) menjadi bangsa yang besar, memberkati dia dan membuat namanya mahsyur (Kej.12:1-3). Namun pada waktu itu, Abram bahkan belum memiliki anak satu pun. Tidak kurang dari 25 tahun, Abram harus menunda pemenuhan janji itu, untuk Ishak ahirnya lahir. Contoh lain yang juga jelas ialah Daud. Melalui Samuel, Allah telah mengurapi Daud untuk menjadi raja pilihan hati-Nya, namun pada waktu itu Saul masih berkuasa. Daud harus berlari dari satu tempat ke tempat yang lain, bertahun-tahun dalam pengejaran oleh Saul dan tentara-tentaranya. Tetapi baik Abraham maupun Daud, keduanya rela menjalani masa penundaan itu dengan taat dan tekun bersama Tuhan sampai Tuhan membawa mereka pada penggenapan rencana-Nya.
Berbeda dengan Saul. 1 Samuel 13 mengisahkan bagaimana Saul tidak sabar menunggu kehadiran Samuel untuk mempersembahkan korban bakaran. Saul berpikir dengan kekuatannya sendiri dan mengabaikan firman Tuhan. Ia tidak rela dibawa masuk ke dalam penundaan oleh Allah. Padahal, itu hanyalah penundaan yang sejenak. Alkitab dengan jelas mengatakan, “Baru saja ia (Saul) habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang.” (ay10a). Akibatnya fatal! Allah menolak Saul. Allah seringkali membawa anak-anak-Nya masuk ke dalam masa-masa penundaan untuk membentuk jiwa mereka; mengasah ketaatan, melatih keterampilan, memperkaya pengalaman, menyuburkan dan memperkuat iman. Hal ini tidak berarti Allah tidak suka dan tidak dapat bergerak cepat. Tetapi Allah memiliki waktu-Nya sendiri. Ia mau anak-anak-Nya mengikuti waktu-Nya.
Phase 2 dari kehidupan di Singapura juga sebenarnya adalah bentuk dari penundaan. Kita seperti telah melihat ‘light at the end of the tunnel’ bahwa pandemik ini akan segera berakhir di Singapore, minimal progress yang dirasakan makin terlihat. Tetapi ini adalah masa penundaan. Walau boleh keluar, kita tetap harus menunda banyak hal. Menunda berlama-lama dalam kerumunan; menunda keperluan yang tidak esensial; menunda rekreasi bersama yang telah lama kita nanti-nantikan; bahkan menunda ibadah bersama di gedung gereja. Ketaatan dan kedewasaan di tengah penundaan akan menghasilkan pemenuhan harapan yang lebih sempurna. Biarlah kita menyikapi penundaan ini dengan bijak sehingga sukacita yang didapatkan menjadi penuh ketika penggenapan itu terjadi. Tuhan memberkati! (yj)