TUHAN ADALAH TERANGKU!
by GPBB ·
TUHAN ADALAH TERANGKU!
You, LORD, are my lamp;
the LORD turns my darkness into light.
(2 Samuel 22:29)
Selama saya tinggal di Singapura, saya tidak pernah mengalami mati lampu. Boleh dikatakan kami tidak pernah berjaga-jaga dengan lilin. Tapi berbeda waktu kami tinggal di Malang. Mati lampu adalah bagian dari kehidupan. Kami jadi lebih menghayati betapa berartinya terang. Daud juga sangat menghargai terang.
Saya percaya yang Daud maksudkan ketika berkata tentang “darkness into light” bukan tentang mati lampu secara fisik, tetapi kegelapan secara rohani. Kegelapan yg meliputi dan menyelimuti hati sehingga orang tidak lagi dapat melihat dengan iba, menatap dengan kasih, merasa dengan sungkawa. Dalam kegelapan yang demikian, hidup bagai rimba; siapa kuat dia yang menang, siapa tahu dia memimpin, siapa punya dia berkuasa; tanpa lentera keadilan, pelita kasih sayang dan sekedar kerlap-kerlip harapan bahwa besok kita masih diperlakukan sebagai manusia oleh sesama; bukan mesin, bukan barang, bukan juga hasil acak dari sekadar kebetulan yang ada.
Kegelapan yang demikian dapat terjadi di mana saja; di negara maju seperti Singapura, atau di kota kecil seperti Malang karena kegelapan tersebut menguasai hati dan pikiran manusia. Dalam kegelapan yang demikian, sering manusia kehilangan arah. Suara mayoritas dijadikan pandu; rating pemirsa diindikasikan keberhasilan. Benarlah perkataan seorang bijak, “Dalam dunia yang gelap, tiada tempat bagi kebenaran.” Namun tidak demikian di mata Daud.
Baginya, Allah adalah pelita, lampu, cahaya. Allah adalah terang hidup-Nya. Terang Allah menolongnya bukan hanya untuk mengenyahkan kegelapan hatinya, tetapi juga untuk memandang sesamanya dengan jernih dan jelas. Banyak orang mengaku berjalan dalam terang Allah. Sayangnya, kehidupannya lebih menyerupai kegelapan.
Berjalan di dalam terang Allah ialah berjalan dalam kejujuran untuk terus dan terus diterangi oleh firman-Nya. Terang membuat yang kotor menjadi terlihat dan mungkin menjadi tidak nyaman. Tetapi tanpa terang, kenyaman menjadi semu, dosa menjadi relatif. Di dalam terang Allah, kita dipulihkan dalam kebebasan yang memanusiakan sesama dalam anugerah Kristus. Berjalan di dalam terang adalah berjalan bersama Allah setiap hari dalam tiap aspek hidup kita (yj).
Doa: Tuhan, tolonglah kami berjalan dlm terang-Mu. Ubahlah gelap ini supaya kami mampu mengubah gelap itu dan menghidupi sebutan-Mu untuk kami sebagai “terang dunia” (Matius 5:14).