Beribadah di rumah atau di gedung gereja?
by GPBB ·
Beribadah di rumah atau di gedung gereja?
Dalam Perjanjian Lama kehadiran Allah di bumi direpresentasi oleh tabut perjanjian dan kemah suci ketika bangsa Israel keluar dari Mesir sampai pada masa Daud. Kemudian dengan Bait Suci ketika Salomo membangunnya. Hal ini berlangsung sampai Bait Suci dihancurkan pada tahun 587/586 SM oleh Nebukadnesar II raja Babilonia. Herodes membangun kembali Bait Suci tahun 20 SM untuk mendapatkan simpati dari bangsa Israel. Bait Suci menjadi penting sebagai pusat ibadah. Bahkan ketika beribadah di sinagoge, mereka menghadap ke Bait Suci dalam ibadah mereka.
Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Yesus berdoa di berbagai tempat: di taman, di padang belantara, di rumah, di rumah ibadah dan lain-lainnya. Demikian juga para muridNya. Walaupun demikian mereka masih mementingkan ibadah di Bait Suci. Dengan makin banyaknya orang non-Yahudi menjadi Kristen dan hancurnya Bait Suci pada tahun 70. Maka relevansi Bait Suci bagi orang-orang Kristen non-Yahudi makin tidak ada. Apalagi mereka terbiasa beribadah di rumah-rumah. Baru pada paruh abad ke-2 ada indikasi rumah tertentu dimodifikasi menjadi khusus rumah ibadah. Setelah Kekristenan menjadi agama yang diterima resmi dalam Kerajaan Romawi pada tahun 313, Gedung gereja/katedral menjadi hal umum. Hal ini berlangsung terus termasuk di gereja-gereja Kristen lainnya sampai pandemi Covid-19 terjadi yang memaksa ibadah harus di rumah.
Dengan uraian di atas terlihat baik dalam Perjanjian Lama dan perkembangan sejarah gereja, Bait Suci dan gedung gereja menjadi tempat penting untuk beribadah. Sedangkan dalam Perjanjian Baru dan gereja awal tempat khusus untuk ibadah tidak terlalu dipentingkan.
Pergumulan kita saat ini terjadi setelah pemerintah mengijinkan beribadah kembali di gedung gereja dengan protokoler khusus. Apakah sebaiknya kita beribadah di gedung gereja atau cukup di rumah? Beberapa pertimbangan:
- Ibadah sejati bukan mementingkan tempat. Korban sembelihan sejati adalah “hati yang hancur” (Mzm 51:19), ibadah harus “dalam roh dan kebenaran” (Yoh 4:24) dan dengan mempersembahkan tubuh (Rm 12:1). Jadi ibadah di yang penting sikap hatinya bukan tempat ibadahnya.
- Perbandingan ibadah di rumah dan di Gedung gereja:
- Ibadah di rumah unggul dari segi praktis: tidak beresiko terdampak virus, tidak perlu banyak persiapan khusus seperti waktu perjalanan, menyiapkan anak, dan waktu ibadah lebih fleksibel. Kekurangannya adalah bisa kurang khidmat karena cenderung jadi ‘nyantai” dan sejumlah gangguan lainnya, juga tidak ada interaksi dengan jemaat lain.
- Ibadah di gedung gereja unggul secara psikologis: menyiapkan waktu khusus dan menikmati suasana ibadah secara langsung yang menolong jemaat lebih dapat menikmati ibadah. Kekurangannya adalah ada resiko walaupun kecil dan tempat terbatas.
- Himbauan: Jika memungkinkan beribadahlah di gedung gereja karena secara umum secara psikologis lebih menolong untuk menikmati ibadah. (djh)