Indonesia
by GPBB ·
Indonesia
Ada beberapa episode dalam perjalanan sejarah bangsa Israel yang masih membekas sampai saat ini: perbudakan di Mesir, penjajahan oleh bangsa Romawi dan Holocaust, misalnya. Salah satu episode lain yang berkontribusi besar dalam membentuk identitas bangsa Yahudi adalah pembuangan ke Babel, dimana kerajaan Israel Kuno diusir dari tanah Kanaan dan mesti menetap di tanah asing. Peristiwa tersebut sungguh mempermalukan kerajaan Israel Kuno dan karena itu banyak yang mempertanyakan apakah YHWH masihlah Allah yang empunya alam semesta. Saat itu masih ada sebagian orang Israel yang dibiarkan tinggal di Yerusalem. Salah satunya adalah nabi Yeremia. Menjawab pertanyaan eksistensial yang baru ini, yaitu, apa artinya menjadi umat Tuhan jika mereka tidak tinggal lagi di tanah perjanjian, nabi Yeremia menulis surat kepada bangsa Israel yang dibuang ke Babel bahwa mereka harus move on dari kehidupan lama mereka di tanah Kanaan supaya mereka dapat memulai kehidupan yang baru di Babel, karena kehidupan di Babel pun bagian dari rencana Allah bagi mereka. Bangsa Israel didorong untuk mendirikan rumah, membuat kebun dan beranak cucu – pada dasarnya, hidup seperti biasa di Babel. Bahkan, Nabi Yeremia menulis, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Yer 29:7)
Namun, hal itu tidak berarti bangsa Israel melupakan Yerusalem. Di kitab Daniel, misalnya, kita menemukan bagaimana Daniel masih berdoa menghadap Yerusalem setiap hari (Dan 6:11), di mana bangsa Israel juga masih berharap bahwa suatu saat nanti mereka akan kembali dari pembuangan (Yer 29:11-14).
Hidup kita di Singapura tentunya bukanlah ‘pembuangan’ dan sebagai umat Kristiani sesungguhnya kewarganegaraan kita yang terutama bukanlah dilihat dari warna paspor kita namun ‘di surga’ (Fil 3:20), namun kita juga tidak dapat mengabaikan latar belakang kita sebagai orang Indonesia. Peristiwa akhir-akhir ini di Indonesia sungguh menyesakkan dan situasi pandemi di sana masih terus memburuk. Sistem kesehatan di Jawa sudah kolaps dengan ratusan orang meninggal di rumah karena tidak tertangani lagi. Mari melakukan apapun yang kita bisa dalam membantu saudara-saudari kita di Indonesia dalam melewati masa yang sungguh sangat sulit ini. Ya Tuhan, kasihanilah dan ampunilah kami… (SH)