TUHANLAH PANJI-PANJIKU
by GPBB ·
TUHANLAH PANJI-PANJIKU
Keluaran 17:8-16 mengisahkan bagaimana Israel melawan Amalek. Ini adalah pertempuran pertama mereka setelah mereka keluar dari Mesir, dan Allah menjadi sumber kemenangan Israel dalam pertempuran ini.
Orang Amalek adalah keturunan dari Esau (Kej. 36:12) dan merupakan bangsa nomaden (Bil. 24:20). Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mendapatkan sumber daya yang menunjang kehidupan mereka. Amalek terbiasa untuk merampas tempat atau daerah yang mereka kunjungi, mencuri, membunuh dan mengambil apa saja untuk kehidupan mereka (Hak. 3:13). Alkitab mencatat ini bukan terakhir kalinya Israel harus berhadapan dengan Amalek. Dalam Bilangan 14:43-45 dikisahkan bagaimana Amalek berjibaku dengan Kanaan untuk menyerang Israel. Tampaknya, salah satu alasan mengapa Amalek memilih untuk menyerang Israel adalah karena Israel termasuk kategori bangsa yang relatif lemah dan tidak memiliki pertahanan. Israel sendiri tidak memiliki pasukan yang terlatih untuk berperang, seperti Mesir misalnya. Mereka tidak diperlengkapi dengan persenjataan atau kereta kuda khusus untuk perang. Selain itu, Israel memiliki jumlah wanita dan anak-anak yang relatif banyak, karena mereka pengungsi. Kondisi ini membuat Amalek melihat bahwa Israel adalah sasaran empuk untuk diserang, dikalahkan dan dijarah. Tetapi Amalek tidak memperhitungkan Siapa yang bersama Israel.
Israel memang lemah, tetapi TUHAN Allah mereka amat perkasa. Narasi yang kita baca tadi mengisahkan bagaimana Allah mengaruniakan kemenangan kepada Israel (yang lemah) melawan Amalek (yang kuat) dengan kuat kuasa-Nya. Tongkat Musa bukan menjadi jimat (amulet), melainkan simbol kebergantungan para pemimpin bangsa ini kepada kuasa dan pertolongan Allah. Peperangan ini adalah milik Allah. Ia menghalau Amalek dengan kuasa-Nya. Allah memerintahkan Musa untuk mencatat semua hal ini agar menjadi ingat-ingatan untuk generasi berikutnya. Khususnya Yosua (yang nantinya akan banyak memimpin Israel dalam peperangan). Musa kemudian mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: “TUHANlah panji-panjiku!” (ay.10). Apa maksudnya?
Panji (atau banner) adalah lambang kekuatan, sumber pertolongan dan perlindungan. Dalam peperangan, panji juga diangkat untuk membangkitkan semangat. Musa menyatakan bahwa TUHAN Allah adalah panji-panjinya. TUHAN adalah sumber kekuatan, pertolongan, dan kemenangan di tengah krisis.
Refleksi:
- Pertempuran apa yang saat ini sedang Anda hadapi? Krisis dalam pekerjaan, keluarga, kesehatan, masa depan, pergumulan dengan dosa?
- Bagaimana cara Anda datang kepada TUHAN Allah dan menjadikan-Nya “panji-panji” kemenangan dalam hidup Anda? Tuhan memberkati (YJ).