MAJU TAK GENTAR MEMBELA YANG BENAR
“Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.”
(Amsal 21:21)
Anda masih hafal lagu-lagu wajib? Sampai sekitar pertengahan tahun 1980-an lagu-lagu wajib masih diwajibkan dipelajari di sekolah-sekolah sampai tingkat SMA. Lagu-lagu wajib yang dalam bahasa Inggris disebut National and Patriotic Songs adalah lagu-lagu yang berisi puja dan puji untuk tanah tumpah darah dan dinyanyikan dengan sikap sempurna, berdiri tegak menghadap sang saka merah putih dan dengan suara lantang penuh kebanggaan sebagai putra-putri ibu pertiwi. Entah mengapa sekarang ini lagu-lagu wajib hanya tinggal menjadi koleksi sejarah tidak lagi wajib dipelajari dan dinyanyikan.
Pertanyaan yang terus mengusik: “Mengapa sekarang lagu-lagu wajib tidak lagi wajib?” Saya berpikir mungkin itulah salah satu penyebab terjadinya krisis nasionalisme dan patriotisme di bumi Indonesia. Banyak orang Indonesia tidak lagi memiliki kebanggaan sebagai orang Indonesia. Mereka tidak punya rasa hormat terhadap negeri tumpah darahnya sendiri dan tidak lagi memiliki karakter dan budi pekerti Indonesia. Saya tidak heran jika hampir semua anak muda jaman ini tidak tahu apalagi hafal lagu-lagu wajib bahkan -lebih menyedihkan- ada anak muda Indonesia yang tidak hafal Pancasila dan tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Generasi muda di jaman now lebih hafal dan gandrung lagu-lagu pop, jazz, RnB dari grup band local atau luar negeri. Lagu-lagu seperti Rayuan Pulau Kelapa; Syukur, Bangun Pemuda-Pemudi, Indonesia Pusaka atau Maju Tak Gentar tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Generasi Internet mungkin lebih tahu Britney Spears, Christina Aguilera, Beyonce, atau Mariah Carey ketimbang Ibu R.A Kartini, Margareth Thatcher atau Susi Pudjiastuti. Mereka lebih senang berjingkrak-jingkrak bernyanyi di depan grup band idolanya ketimbang berdiri dengan sikap sempurna dalam hormat menghadap kibaran sang merah putih sambil menyanyi lagu-lagu wajib. Masih untung ada grup band Cokelat yang mau menyanyikan lagu-lagu wajib di album rekamannya, salah satunya adalah lagu Satu Nusa Satu Bangsa.
Lagu Maju Tak Gentar, ciptaan Cornel Simanjuntak adalah lagu yang mengajak bangsa untuk berani dan tidak gentar membela yang benar, tetapi itu dulu. Sekarang, maju tak gentar membela yang bayar. Pernyataan tersebut bukan berangkat dari asumsi tetapi dari realitas. Kenyataannya sering begitu. Kebenaran ditentukan bukan oleh kebenaran tetapi oleh keuangan. Bukan hanya nasionalisme dan patriotisme yang mengalami abrasi, tergerus oleh ombak budaya hedonisme dan konsumerisme yang nihil nilai, tetapi kebenaran juga sedang berada di bibir jurang kehancuran. Maju tak gentar membela yang bayar atau mundur gemetar tinggalkan yang benar.
Bagaimana dengan gereja? Gereja seharusnya mengajar dan mengejar kebenaran. Gereja harus mengedepankan kebenaran, kehidupan dan kehormatan. Gereja harus tetap menyuarakan suara kenabiannya. Gereja bisa menjadi tempat dimana nasionalisme dan patriotism dibangkitkan kembali. Anda masih memiliki national and patriotic spirit? Mari bersama kita menjadi pribadi yang tak gentar menyatakan dan membela yang benar. (J.Th)