Membagikan Kabar Baik Secara Pribadi
by GPBB · Published · Updated
(Kisah Para Rasul 8:26-40)
Saya orangnya cenderung pendiam, pemalu, dan tidak percaya diri. Saya butuh pemanasan cukup lama untuk bisa ngobrol dengan orang-orang, apalagi kalau ada pembicaraan yang berkaitan dengan iman pribadi. Ada pengalaman beberapa bulan lalu saat saya mengikuti kursus di SMU Academy dimana ada aktivitas yang meminta setiap peserta untuk menuliskan visi pribadi di dalam pekerjaan. Saat itu saya menulis ayat Wahyu 7:9 “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba …,” sebagai visi pribadi saya. Saya tersentak ketika saya diminta untuk membagikan visi pribadi saya di kelas. Kalimat pertama yang keluar dari mulut saya “Maaf, saya memakai ayat Alkitab.” Seusai kelas itu, saya merenungkan sebuah pertanyaan dan pengajaran untuk diri saya, “Mengapakah saya tidak memakai kesempatan tersebut untuk membagikan dengan bangga tentang visi yang saya ambil dari Firman Tuhan, visi tentang Kristus?”
Dalam bacaan Firman Tuhan hari ini, kita melihat Filipus mengambil kesempatan untuk membagikan tentang Kristus ketika dia diutus oleh Roh Kudus kepada seorang pembesar dari tanah Etiopia dengan penuh percaya diri. Dia memulai dengan mendengar pembesar tersebut membaca kitab Yesaya dan mengajukan satu pertanyaan. Dia menerima undangan untuk menjawab pertanyaan sang pembesar. Kita tidak terlalu tahu latar belakang Filipus tetapi ia dideskripsikan sebagai orang yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat (Kisah Para Rasul 6:3). Dari kisah Filipus yang bercerita tentang Kristus, setidaknya ada dua pertanyaan yang bisa kita renungkan bersama-sama:
a. Bagaimanakah reputasi kita di gereja, keluarga, tempat studi/kerja? Apakah hidup kita menunjukkan kesaksian yang positif dimanapun kita berada? Jika kita berkata “ya, cukup positif” sejauh kita bisa berpikir, kita boleh bersyukur untuk Tuhan yang memampukan kita. Jika kita berkata “sepertinya tidak terlalu positif”, baiklah kita memikirkan untuk melakukan satu langkah konkret yang dapat menunjukkan kesaksian positif sebagai anak Tuhan.
b. Seberapa siapkah kita dipakai oleh Tuhan untuk membagikan iman kita dengan penuh keyakinan dan kebanggaan saat ini? Seringkali banyak orang Kristen mengalami kesulitan di dalam membagikan tentang Tuhan Yesus karena tidak tahu harus mulai dari mana, takut menyinggung orang lain, ataupun merasa tidak ada kesempatan. Tetapi ketika kesempatan itu datang, apakah kita siap menjawab? Mungkin secara sederhana kita bisa pikirkan bagaimanakah kita akan berespon apabila ada teman yang bertanya dua pertanyaan ini “Kenapa sih kamu ke gereja?” atau “Apa yang membuat kamu menjadi orang Kristen?”
Ada sukacita seusai saya membagikan visi pribadi saya di kelas, kabar baik dari Alkitab yang menunjukkan hati Tuhan untuk manusia. Hanya saya menyayangkan saya tidak terbiasa untuk siap membagikan hal tersebut ketika ada sebagian atau banyak orang yang bukan Kristen. Hari itu saya belajar, saya mengajak kita juga belajar dengan bercermin dari Filipus yang siap dan tidak lari dari kesempatan yang Tuhan buka untuk membagikan tentang Kristus. Bersiaplah, siapa tahu akan ada kesempatan yang Tuhan buka di minggu ini, saat kita memasuki minggu Pra-Paskah hari ini. (VW)