Mengapa Perjamuan Kudus GPBB, Singapura Menjadi Setiap Bulan Sekali di Minggu Pertama? (Seri 1)
by GPBB · Published · Updated
Sakramen Dalam Gereja-gereja Prostestan.
Sakramen berasal dari kata Latin sakramentum, dipakai pertama kali oleh bapak gereja Tertulianus untuk memperkenalkan konsep sakramen dalam gereja.
Kata sakramentum itu sendiri dipinjam dari kata Yunani “mysterion" yang berarti misteri atau rahasia. Atau di artikan sebagai "hal yang tersembu-nyi atau yang dirahasiakan dan dikuduskan.“
Dengan demikian, kata Sacramentum-Mysterion, sesungguhnya merujuk pada maksud rencana dan tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia, yang dimulai dengan beragam cara dan penuh dalam diri Yesus Kristus.
Dari pemahaman ini, kemudian, pada sekitar abad XII, oleh Gereja Katolik kata sakramen merujuk pada ketujuh sakramen bertolak dari pemahaman Gereja atas segala tindakan Yesus sendiri. Bahkan sakramen-sakramen menjadi tanda nyata kehadiran Kristus dalam Gereja.
Sacrosantum Consilium 7 (SC 7) mengatakan “dengan kekuatanNya, Kristus hadir dalam sakramen-sakramen sehingga bila ada orang yang membaptis, Kristus sendirilah yang membaptis”. (https://www.santo-laurensius.org/sakramen). Tujuh Sakramen Gereja Katolik: Sakramen Baptis; Sakramen Ekaristi; Sakramen Krisma; Sakramen Tobat; Sakramen Perkawinan; Sakramen Pengurapan Orang Sakit; Sakramen Imamat.
Gereja-gereja Reformasi pada abad 16 mendefinisikan sakramen sebagai berikut: "Sakramen adalah tanda dan meterai yang kelihatan dan suci yang ditentukan oleh Tuhan untuk menjelaskan segala sesuatu yang dijanjikan-Nya." Sakramen, datang dari pihak Allah, bukan dari pihak orang -orang beriman.
Berdasarkan definisi tersebut maka gereja-gereja Reformasi menetapkan hanya dua sakramen yaitu Baptisan Kudus (Mat 28:18) dan Perjamuan Kudus (1 Kor 11:23-26) yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus dan kemudian diteruskan oleh para Rasul (1 Korintus 11:23-26) dan gereja-gereja sampai saat ini. Melalui dua sakramen inilah kita bisa melihat realitas karya keselamatan Allah bagi manusia seutuhnya.
TUJUAN SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS.
- Peringatan: Sebagai sarana peringatan dan mengenang kematian Kristus agar kita selalu waspada terhadap kejatuhan dalam dosa, hati-hati terhadap godaan dan ketidak setiaan kepada Kristus maka kita harus cukup sering melakukan Sakramen Perjamuan Kudus (selanjutnya disingkat SPK). (1 Kor 11:27)
- Pertobatan: Membangun sikap iman ketat melalui SPK bahwa jemaat turut mengambil bagian dengan sikap hormat, kasih, dan puji syukur atas Tuhan Yesus, yang bersedia mati di atas salib demi menanggung beban dosa kita dan pertobatan sejati (1 Kor 11:28-29)
- Persekutuan dengan Allah dan sesama (1 Kor 10:16)
- Pemberitaan: Pada gereja perdana di Kisah 2:41-47, SPK bermakna sebagai ekspresi iman gereja perdana, yaitu bahwa mereka memperoleh kehidupan baru di dalam Kristus dan mereka memiliki pengharapan apokaliptik akan kedatangan-Nya kembali. Dalam Perjamuan Kudus, mereka memperingati (anamnesis) hidup, kesengsaraan, kematian, dan karya pengurbanan Yesus di kayu salib, tetapi juga masa depan yang berpengharapan akan kedatangan-Nya kembali (harapan apokaliptik dan parousia yang kuat) (1 Kor 11:26).Dengan demikian esensi dari SPK adalah bukan pada frekuensinya, tetapi pada empat tujuan ini yang harus dicapai dan dihayati oleh jemaat. (berlanjut minggu depan)
Image courtesy from GKChurch