PERCERAIAN
Perceraian merupakan akhir dari suatu pernikahan. Ketika keluarga sering diwarnai pertengkaran, merasa tidak bahagia, adanya perselingkuhan atau masalah lainnya, seringkali terpikir untuk bercerai saja. Mengapa? Ada banyak alasan, tetapi pada umumnya alasan yang diungkapkan adalah sakit hati dan sudah tidak cocok. Tetapi tahukah kita bahwa penyebab utama perceraian adalah adanya wanita atau pria lain dalam rumah tangga. Dari situlah niat untuk bercerai muncul lalu cari gara-gara agar terlihat bahwa rumah tangga sudah tidak bahagia dan berkata bahwa pasangannyalah penyebab perceraian bukan dirinya.
Perceraian seringkali dianggap satu-satunya solusi yang terbaik dari berbagai kemelut keluarga. Tetapi, fakta membuktikan bahwa setelah bercerai ternyata tidak membebaskan diri dari masalah keluarga. Masalah lain yang lebih rumit langsung datang.
Perceraian di jaman sekarang sudah dianggap hal biasa, tidak lagi tabu atau memalukan. Nilai-nilai luhur dan sacral dari perkawinan sudah dirusak total oleh nafsu seksual yang rendah.
Berikut ini beberapa alasan yang sering diungkap untuk bercerai (padahal sekali lagi penyebab utamanya adalah adanya perselingkuhan):
1. Gagal berkomunikasi
Ketidakcocokan dan kecekcokkan sering dijadikan alasan. Padahal jika ada niat baik pasti banyak jalan untuk memperbaiki keluarga. Kurangnya komunikasi membuat kurangnya rasa saling mengerti dan membuat sering terjadi pertengkaran.
2. Kekerasan dalam rumah tangga
Perceraian karena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga menjadi salah satu alasan utama perceraian. Banyak pasangan memilih menyelamatkan kehidupannya dengan bercerai karena sering mendapat aniaya baik secara fisik maupun verbal.
3. Masalah ekonomi.
Ada juga perceraian karena masalah ekonomi. Menganggap pasangan tidak mampu memenuhi kebutuhan materi keluarga, sehingga meninggalkan pasangannya dengan bercerai untuk mencari orang lain yang lebih mumpuni dalam aspek ekonomi.
4. Pernikahan dini
Karena menikah belum cukup umur akhirnya pasangan muda belum siap menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan perkawinan. Sehingga seringkali keputusan yang dibuat adalah bercerai saat menghadapi banyak tekanan hidup.
5. Perubahan budaya.
Perceraian menjadi trend dan gaya hidup. Kalau tidak bercerai rasanya kurang ngetren
Kekristenan mengajarkan bahwa perceraian adalah terkutuk. Apa yang telah disatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (Matius 19:6) Manusia itu sendiri yang datang kepada Tuhan minta disatukan dan diberkati dalam pernikahan. Tetapi manusia itu juga yang membelakangi Tuhan dan menceraikan pasangannya. Rumah tangga tidak akan pernah sepi dari masalah, tetapi jika kita bertekad untuk setia dan jangan pernah ijinkan pihak ketiga masuk dalam rumah tangga kita maka pasti selalu ada jalan keluar dari masalah rumah tangga.
Semoga di Bulan Keluarga 2015 ini, kita semua semakin berkomitmen setia kepada pasangan kita sampai akhir hayat kita. (J.Th)