TURIS-TURIS GEREJA
by ADMIN ·
Sebagian umat Kristen tentunya sangat akrab dengan istilah Kristen “kapal selam.” Istilah ini merujuk pada mereka yang mengaku Kristen tetapi jarang pergi beribadah ke gereja. Ibadahnya hanya ketika Natal dan/atau Paskah seperti kapal selam yang muncul ke permukaan laut di waktu-waktu tertentu saja, tidak setiap waktu. Sekarang malah ada lagi sebutan “turis-turis gereja” bagi mereka yang dulu disebut “kapal selam.” Salahkah jika mereka menjadi Kristen turis atau kapal selam? Tentu YA karena jika mengacu ke Ibrani 10:25, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat,” tentu orang Kristen turis/kapal selam kehilangan komunitas yang saling membangun, menasehati dan kehilangan panduan kebenaran firman TUHAN.
Jaman sekarang kita juga menemui banyak orang Kristen turis. Ya, hal ini terulang kembali. Menjelang Natal atau Paskah, gereja selalu dihadiri jemaat paling banyak sepanjang tahun. Tempat duduk bagian depan yang biasanya kosong, pada saat Natal atau Paskah terisi penuh bahkan over kapasitas, gerejapun banyak memasang tenda dll.
Kebanyakan gereja tetap menyambut gelombang pendatang tersebut sambil berusaha meyakinkan mereka bahwa damai dan berita sukacita ada sepanjang tahun. Namun mengapa "turis-turis gereja" ini tetap tidak hadir lagi di gereja setelah Natal dan Paskah berlalu? Seorang pewawancara menanyai beberapa dari orang-orang ini sebagai bahan berita pada satu perayaan Natal. Inilah jawaban dari mereka: Seorang wanita menyatakan bahwa kesibukan dan tuntutan karirlah yang menghambat keluarganya untuk ke gereja. Seorang yang lain mengaku, "Saya sadar bahwa seharusnya saya lebih sering ke gereja, tetapi...." Seorang ibu berkomentar, "Ketika Natal dan Paskah tiba, saya baru teringat seharusnya spiritualitas menjadi dimensi kehidupan kami yang harus kami pelihara setiap hari melalui ibadah setiap minggu bukan setahun sekali.”
Gereja bukan sekadar sesuatu yang harus kita "alami" atau kita hadiri agar terhindar dari rasa bersalah. Gereja ibarat “sekolah” dimana kita belajar panduan kehidupan dari firman TUHAN. Selain itu, kita harus selalu bersekutu dengan jemaat Allah kapan pun kita bisa melakukannya. Hanya dengan kebersamaan inilah kita dapat memenuhi apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita. Ingatlah: Mengunjungi TUHAN di rumah-Nya secara rutin akan membentuk hidup kita serupa dengan TUHAN (J.Th)
Our week's not complete till we make it our goal
To honor the Lord's Day and nourish our soul;
The help that we need for the tasks that we face
Will come as we worship and draw on God's grace. –