RELASI
by GPBB · Published · Updated
Salah satu poin penting dalam inkarnasi Allah menjadi manusia ialah Allah ingin berelasi dengan manusia. Ini pesan pertama dari penciptaan dalam kitab Kejadian. Kerinduan Allah adalah agar manusia mengalami kehidupan yang seutuhnya, suatu kehidupan yang maksimal dan melimpah oleh karena berada di dalam relasi dengan Diri-Nya sendiri, Sang Pencipta. Tetapi relasi itu dirusak oleh dosa.
Dalam keberdosaan, manusia berusaha menggantikan relasi dengan Allah itu dengan relasi-relasi yang lain. Sebagian mengganti dengan relasi dalam kerja dan bisnis. Tidak dipungkiri, kesibukan kerja dan prestasi dalam bisnis mengisi kekosongan hati manusia dan memberi makna, namun ternyata bukan ini relasi utama yang Allah sediakan untuk manusia. Sebagian mengganti relasi ini dengan relasi dengan kebendaan dan kepemilikan dalam hidup. Semakin banyak yang dimiliki, semakin bernilai harga diri. Tetapi ini juga bukan relasi yang utama. Yang lain menggantinya relasi dengan Allah melalui relasi dengan orang-orang yang dikasihi, baik dalam keluarga ataupun orang-orang lain yang dianggapnya dapat memberinya kasih dan penerimaan. Keluarga yang sehat menjadi sumber kasih sayang yang baik, namun bukan ini relasi yang utama. Tidak jarang relasi yang tidak sehat dengan orang lain akhirnya berujung pada tindakan asusila, codependency (kebergantungan), bahkan terjebak dalam scam atau penipuan. Bukan ini relasi yang paling utama.
Relasi yang rusak dengan Allah hanya bisa dipulihkan oleh Diri Allah sendiri. Tidak heran Ia datang ke dalam dunia, menjumpai manusia dalam keterpurukan dan kekosongan relasi. Yesus mengatakan: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10). Kelimpahan hidup hanya dapat diperoleh ketika relasi manusia kembali dipulihkan dengan Allah.
Saudara, relasi membutuhkan waktu. Ini sungguh menjadi tantangan bagi kita yang hidup di Singapura. Waktu bagaikan mata uang yang langka dan mahal harganya. Seringkali kita menginginkan hasil yang banyak dalam waktu yang cepat. Tentu saja dalam hal produksi barang, ini prinsip yang efektif untuk diterapkan. Tetapi dalam relasi antar manusia, tentu saja kita membutuhkan waktu agar relasi itu bertumbuh. Demikian juga halnya relasi dengan Tuhan.
Saudara, dalam masa adventus ini, izinkan saya mengajak Anda untuk memeriksa relasi Anda dengan Tuhan. Mungkin Anda sudah menjadi Kristen bertahun-tahun, tetapi apakah Anda memiliki relasi pribadi dengan Yesus Kristus? Apakah Anda mengenal-Nya secara pribadi, sebagaimana yang diungkapkan firman Tuhan? Apakah Anda menyadari bahwa Ia mengenal Anda, bahkan Ia mengetahui nama dan hidup Anda bahkan sebelum Anda dilahirkan? Dalam minggu-minggu Adven ini, luangkanlah waktu lebih banyak untuk mengenal-Nya melalui firman, doa dan kehidupan berkomunitas. Jika Anda belum memiliki komunitas rohani, ikutlah kelompok-kelompok komunitas di gereja, seperti kelompok K2. Anda akan lebih mengenal Yesus dalam interaksi bersama. Yesus rela datang dari Sorga yang jauh untuk menjumpai Anda. Tidakkah Anda ingin meluangkan waktu lebih lama bersama-Nya?
Hal lain yang saya ingin Anda lakukan ialah luangkan waktu lebih banyak bersama keluarga Anda. Adalah hal yang lumrah segalanya diharapkan bergerak dengan cepat di Singapura. Tuntutan demi tuntutan datang menjumpai Anda. Telpon demi telpon dan sebagainya. Minggu-minggu ke depan adalah minggu-minggu di mana anak-anak Anda memiliki waktu liburan (jika mereka masih di bangku sekolah). Prioritaskan waktu untuk mereka dan bersama mereka. Nikmati waktu-waktu santai bersama anak dan pasangan Anda. Hadirlah dalam waktu-waktu itu, baik secara ragawi maupun jiwani. Izinkan diri Anda menikmati waktu-waktu itu bersama mereka, izinkan diri Anda disapa, diisi, dan disegarkan kembali oleh relasi. Mungkin relasi yang dulu sempat renggang, kini saatnya dibangun kembali. Selain itu, mungkin ini juga saatnya membangun kembali relasi dengan rekan. Kini bukan lagi bertemu untuk membicarakan kerja dan peluang bisnis, tetapi untuk mengenalnya dan untuk mengasihinya sebagai sesama.
Anda mungkin merasa tidak punya cukup banyak waktu untuk melakukan semua ini. Luangkanlah waktu untuk menjalin dan membangun relasi, baik dengan Allah, dengan keluarga, dengan sesama. Kini bukan untuk mengambil sesuatu dari mereka tetapi semata-mata untuk makin mengenal mereka, makin mengasihi mereka apa adanya. Anda akan takjub betapa indahnya dan betapa dalamnya rahmat Tuhan melalui relasi. Selamat mencoba. Selamat memasuki minggu-minggu adventus. Tuhan memberkati!
(Pdt. Yudi Jatmiko).