Ritme Istirahat – Bekerja, bukan Bekerja – Istirahat
Salah satu realita hidup di Singapura yang hampir selalu membuat orang bahagia adalah libur panjang di akhir pekan. 30 April-02 Mei 2016. Karena 01 Mei hari Buruh Internasional jatuh pada hari minggu, maka senin juga diperlakukan sebagai hari libur di Singapura. Hari Buruh Internasional (International Worker’s Day). Wikipedia mencatat hari libur pekerja ini bersumber dari gerakan buruh yang mempropagandakan Gerakan 8-jam sehari. 8 jam bekerja, 8 jam rekreasi dan 8 jam istirahat/tidur. Produktifitas yang digenjot habis-habisan dengan mempekerjakan manusia lebih dari 8 jam sudah dibuktikan tidak bagus untuk jangka panjang. Saya percaya tiap perusahaan khususnya yang memperhatikan kesejahteraan karyawan sudah melakukan penelitian seputar aspek relasi produktifitas dan jam kerja. Semoga sdr/sdri dapat menggunakan kesempatan libur ini untuk istirahat dari segala macam kesibukan.
Ideologi dibalik hari libur buruh tidak terlepas dari ritme kerja-istirahat yang Tuhan Allah tanam sejak dari awal penciptaan. Semangat libur hari buruh adalah semangat yang Kristiani. Namun sayangnya, ritme mingguan yang Allah berikan seringkali kurang dihargai oleh manusia yang ingin terus menghasilkan lebih banyak. Ritme kerja-istirahat acapkali ditabrak dan dilanggar karena kita diselimuti oleh berbagai macam kekuatiran. Komunitas Kristen yang lebih mengerti esensi hari ketujuh pun tidak selalu menjadi teladan/contoh yang dapat dilihat banyak orang. Mari hormati dan hargai rancangan Allah mengenai ritme kerja-istirahat. Mari ekspresikan kasih kepada Allah yang mengatur ritme tsb demi kebaikan manusia pada umumnya dan komunitas Kristen pada khususnya.
Bagi umat Kristiani, simak baik2 urutan hari waktu kita diciptakan, yaitu hari ke-6. Artinya Allah siapkan segalanya supaya manusia bisa hidup layak di “panggung dunia” yang IA ciptakan. Bukan untuk membuatnya narsistik. Tetapi karena KASIH TUHAN. Dengan sederhana kita dapat mengatakan bahwa manusia sebenarnya memulai hidup pada hari ketujuh, hari yang dikuduskan dan diberkati Tuhan sebagai hari peristirahatan. Setelah itu barulah manusia mulai melakukan tanggung jawabnya sebagai ciptaan. Ritme Istirahat – Bekerja, bukan Bekerja – Istirahat seperti yang kita hayati sekarang. Dengan kata lain, ritme Istirahat – Bekerja mengajak kita terlebih dahulu menikmati Tuhan Allah dan karyaNya sebelum kita berperan sebagai mitra Allah dalam mengerjakan tanggung jawab bekerja dan mengelola seluruh sumber daya.
Sebagai komunitas Kristen ritme Istirahat – Bekerja juga memiliki natur yang berhubungan dengan keselamatan kita. Kita harus dapat Istirahat Rohani melalui Yesus Kristus sebelum kita bisa Bekerja dengan tujuan Allah. Istirahat rohani ini mencapai titik puncak pada hari Kenaikan Yesus Kristus, Kamis 5 Mei. Indonesia menjadikan hari libur nasional. Hari kenaikan Yesus berdampingan dengan peringatan Isra-Miraj (6 Mei) yang dipercaya sebagai kenaikan Rasul Muhammad ke surga. Perlukah kita menghayati keunikan masing2 peringatan? Apa signifikansi titik puncak istirahat rohani ini bagi komunitas Kristen di jaman sekarang? HADIRILAH Kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus, 5 Mei.
(Pdt. Budianto Lim)