SAMPAH
Topik bahasan K2 Keluarga di bulan Mei 2017 adalah tentang Creation Care (bab 4 buku Radical Disciple) Menarik disimak bahwa salah satu ciri murid Kristus yang radikal adalah seberapa besar kepedulian kita terhadap lingkungan. Tidak jarang orang Kristen bisa menjadi penyumbang terbesar terhadap kerusakan lingkungan. Salah satu topik soal lingkungan adalah soal sampah. Sampah adalah produk dari aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari.
Sekedar info: In tandem with Singapore’s economic growth and increase in population, the amount of solid waste generated in 2016 increased to 7.81 million tonnes, up by 140,700 tonnes from 7.67 million tonnes in 2015. The amount of waste recycled in 2016 also increased by 119,300 tonnes, while the amount of waste disposed of increased marginally by 21,400 tonnes. The increase in the amount of waste recycled was largely due to an uptick in the amount of construction debris recycled. More premises started segregating food waste for recycling and food waste recycled increased by 7,000 tonnes. On the whole, the increase in total waste recycled was marginally higher than the increase in total waste generated. Thus, the overall recycling rate remained at 61 per cent. (http://www.nea.gov.sg/energy-waste/waste-management/waste-statistics-and-overall-recycling)
Peningkatan jumlah volume sampah dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk dan gaya hidup masyarakat. Jumlah penduduk semakin banyak, aktifitas juga semakin banyak dan sudah pasti sampah juga semakin banyak. Ditambah lagi dengan gaya hidup yang masih rendah sadar dan rendah disiplin. Kita harus ingat, pertama, aktifitas dan gaya hidup kita menjadi penyumbang sampah setiap hari. Kedua, pengelolaan sampah juga tidak bisa lepas dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyarakat. Sebagai umat Kristen sudah saatnya kita membudayakan gaya hidup 4R:
1. Reduce (mengurangi): Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (memakai kembali): Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
3. Recycle (mendaur ulang): Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Replace (mengganti): Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan gunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami. (J.Th)