SEBUAH TELADAN IMAN
by GPBB ·
Kitab 1 Tesalonika adalah harta rohani dan penguatan bagi orang percaya. Dalam 1 Tesalonika 1:2-10, Rasul Paulus menulis tentang orang-orang percaya di Tesalonika. Ia menyoroti iman, pengharapan, dan kasih mereka. Iman adalah tema sentral dalam perikop ini. Orang-orang percaya Tesalonika telah menerima firman Tuhan dengan sukacita, meskipun menghadapi penganiayaan dan tantangan. Iman mereka bukan hanya persetujuan intelektual; itu adalah kepercayaan yang mendalam dalam janji dan karakter Tuhan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memiliki jenis iman yang sama. Kita harus percaya pada kebaikan dan kedaulatan Tuhan, bahkan ketika keadaan tampak tidak pasti atau sulit. Iman semacam ini mengharuskan kita untuk tidak bersandar pada kekuatan sendiri melainkan pada kuasa dan hikmat Tuhan.
Orang-orang percaya Tesalonika juga dicirikan oleh kasih mereka satu sama lain. Dalam 1 Tesalonika 1:3, Paulus menulis tentang perbuatan kasih mereka, yaitu pentingnya komunitas dan hubungan dalam kehidupan Kristen. Sebagai orang percaya, kita tidak dimaksudkan untuk hidup dalam isolasi. Kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang lebih besar, yaitu gereja, dan kita dipanggil untuk saling mengasihi dan melayani. Komunitas semacam ini sangat penting untuk pertumbuhan dan kedewasaan rohani. Ini memberi kita dukungan, dorongan, dan akuntabilitas, dan membantu kita untuk tetap fokus pada iman kita.
Akhirnya, pengharapan adalah tema kunci lainnya dalam 1 Tesalonika pasal 1. Orang-orang percaya di Tesalonika telah berpaling kepada Tuhan dari berhala, dan mereka sedang menunggu Yesus Kristus, Sang Anak Allah dari surga. Harapan semacam ini sangat penting bagi orang percaya saat ini. Kita dipanggil untuk hidup dengan pengharapan. Kita harus menantikan masa depan dengan keyakinan. Kita tahu bahwa Tuhan memiliki rencana untuk hidup kita. Pengharapan semacam ini memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan, dan memotivasi kita untuk hidup dengan tujuan dan arah.
Ketika iman, kasih dan pengharapan kita nyata dalam kehidupan sehari-hari, dengan sendirinya kita menjadi kitab yang terbuka bagi orang lain; sebuah Injil yang diberitakan bukan lagi semata-mata dari atas mimbar, tetapi dari kehidupan sehari-hari. Tuhan memberkati kita (YJ).