INGAT MEREKA YANG DI LUAR
by GPBB ·
INGAT MEREKA YANG DI LUAR
Pada suatu ketika sebuah gereja kecil di pedesaan mengundang seorang pengkotbah untuk berkotbah di sana. Jauh sebelum kebaktian dimulai, gereja itu sudah penuh sesak, sehingga mereka yang datang kemudian, apalagi yang terlambat, tidak kebagian tempat di dalam gereja. Banyak jemaat berdiri di halaman gereja. Ketika khotbah dimulai, suara sang pengkotbah tidak jelas terdengar dari luar. Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar, ”Pak Pendeta, berbicaralah lebih keras, kami di sini tidak dapat mendengar suara bapak. Ingatlah kami yang berada di luar.”
Peristiwa tersebut memberikan pelajaran indah buat saya dan kita semua. Hari ini mayoritas orang Kristen sudah merasa puas jika mereka sudah dapat berbakti dan bersekutu di dalam gedung gereja yang indah, nyaman dan sejuk ber-AC. Mereka tidak ingat bahwa di luar gedung gereja masih banyak manusia yang tidak mendengar suara kita. Mereka memerlukan pelayanan kita dan keselamatan melalui Tuhan Yesus. Sementara orang Kristen berbakti di dalam gedung gereja, mereka yang di luar seolah-olah sedang berteriak, “Ingatlah kami yang berada diluar!” Suara kita tidak sampai kepada mereka.
Ananias, orang yang menumpangkan tangan kepada rasul Paulus, mempunyai reputasi yang baik (Kisah Para Rasul 9:10-19) di kalangan semua orang Yahudi. “Suara”nya, cahayanya, perbuatan baiknya sampai kepada mereka yang di luar komunitasnya. Ia biarkan cahayanya memancar keluar melalui jendela-jendela rumahnya agar terlihat dan menerangi semua orang di luar rumahnya. Banyak orang Kristen bersinar hanya di tempat yang terang, di tempat dimana sebenarnya sudah terang. Banyak orang Kristen berteriak di tempat yang tanpa teriakpun suaranya sudah terdengar. Banyak diantara kita yang bersaksi hanya di gereja dan diam seribu bahasa ketika di luar gereja seperti di kantor, sekolah atau kampus misalnya. Menyedihkan jika suara orang Kristen terdengar hanya untuk kalangan sendiri. Terang tidak diperlukan di siang hari, tetapi di malam hari, di tempat yang gelap. Suara kita harus terdengar sampai di luar gereja, menembus dinding-dinding gereja, menembus sekat-sekat kalangan sendiri. Banyak orang masih berada di dalam kegelapan. Kita yang sudah diselamatkan selayaknya berseru kepada mereka melalui kata dan perbuatan, seperti dikatakan oleh Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat perbuatan yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Bagaimana dengan kita? Kita berada di dalam gereja seminggu sekali atau dua kali, selebihnya kita banyak di luar gereja. Kita banyak bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang di luar kalangan sendiri, apakah suara kita terdengar oleh mereka? Apakah terang kita dilihat oleh mereka? Apakah gaya hidup kita dapat dibaca dan dikenal oleh mereka sebagai orang Kristen? (2 Korintus 3:2).
Mari, kita bersaksi kepada mereka. Janganlah mengecewakan mereka sehingga mereka tetap berada di luar untuk selama-lamanya? Ingatlah mereka yang berada di luar, dengarkanlah suara mereka, teriakan mereka atau jeritan mereka. Jangan tutup telinga kita dengan berbagai kesibukan di dalam gereja sampai kita lupa masih banyak orang di luar gereja. Bawalah mereka ke dalam keselamatan. (J.Th)