IMITASI
by GPBB · Published · Updated
“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus” (1 Korintus 11:1)
Umumnya, orang tidak terlalu suka mendengar kata imitasi. Bohong, tipuan, palsu. Kemungkinan besar ini yang ada di benak banyak orang ketika mendengar kata imitasi. Dan memang tidak terlalu berlebihan. Saya masih ingat ketika mendatangi sebuah gerai toko perhiasan. Ada banyak perhiasan yang kerlap-kerlip. Saya terkejut sekali karena ada cincin berlian yang begitu indah kilaunya, namun dibandrol dengan harga $15 saja. Saya melirik ke istri saya dan berkata: “Mau gak?” Dia kontan menjawab: “Itu imitasi!” Lalu ia segera menarik tangan saya dan kami melanjutkan perjalanan.
Tapi jika mau berkata jujur, jika cincin berlian imitasi tadi diletakkan sejajar dengan cincin berlian yang asli, sulit sekali menemukan perbedaannya, paling tidak bagi saya. Perlu diletakkan dibawah cahaya lampu khusus dan dengan bantuan seorang gemologis yang handal, barulah batu berkilau itu terungkap kualitas dirinya, apakah ia adalah benar berlian atau sekedar bongkahan batu biasa.
Rasul Paulus meminta jemaat Korintus untuk memiliki kualitas yang murni. Karena itu, ia meminta mereka bukan sekedar mengikuti dirinya dan kehidupannya, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan influencer di sosial media. Melainkan, Paulus meminta mereka untuk menjadi pengikut Kristus. Terjemahan ESV: ‘Be Imitators of me, as I am of Christ’ mengungkapkan makna dari kata “mimetes” dalam bahasa aslinya yang bukan saja berarti mengikuti teladan, tapi mewujudnyatakan totalitas Kristus dalam kehidupan diri. Dengan kata lain, menjadi ‘imitasi’. Inilah makna imitasi yang sesungguhnya. Dari sini, kita mendapat kata ‘imitator’.
Tetapi setiap imitasi memang perlu diuji dibawah terang cahaya Kristus. Apakah ia benar-benar memiliki kualitas berlian, atau ia hanya sekedar bongkahan batu biasa yang seiring berjalan waktu akan kusam dan usang? Bagaimana dengan hidup Anda? Apakah Anda adalah imitasi Kristus yang sejati? Biarlah orang dapat melihat Kristus dalam hidup kita dan keluarga, sehingga mereka pun dapat diajak untuk menjadi ‘pengikut-pengikut Kristus’. (yj)
Photo by Danielle De Angelis - Pexels