MENCANGKOK (Roma 11:11-24)
Apakah Anda suka berkebun? Saya suka. Ketika berkebun, saya mengamati banyak pemilik tanaman lain biasanya melakukan pencangkokkan, baik untuk propagasi tanaman, atau pun untuk mendapatkan hasil panen dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu, cangkok juga dilakukan untuk menemukan varietas-varietas baru, baik dari segi bentuk, warna, rasa, bahkan ukuran yang lebih besar. Singkatnya, untuk hasil yang lebih baik. Biasanya, pencangkokkan dilakukan dengan memperhatikan kualitas tanaman induk. Dipilih induk yang sehat agar hasil lebih maksimal.
Dalam bahasa metafora, rasul Paulus menjelaskan kepada pembaca non-Yahudi agar mereka tidak memegahkan diri oleh karena mereka diselamatkan oleh Allah, sementara sebagian besar orang Israel tidak memperoleh keselamatan ini. Paulus menyatakan bahwa ini adalah bagian dari rencana Allah “supaya membuat mereka (orang-orang Yahudi) cemburu” (ay.11). Tujuannya, ialah agar mereka pada akhirnya berbalik dan bertobat. Sebagai orang-orang percaya non-Yahudi, kita adalah cabang-cabang dari pohon zaitun liar itu (ay.24); namun Israel ialah cabang dari zaitun yang sejati. Karena kebebalan hati Israel dan ketidakpercayaan mereka, Allah mematahkan cabang-cabang yang asli, agar cabang liar dapat dicangkokkan melalui iman kepada Kristus, Sang Akar yang Sejati (ay.17-18).
Maka bagaimana respons kita seharusnya sebagai cabang liar yang telah dicangkokkan kepada Pohon Keselamatan itu? Rasul Paulus mengingatkan: “Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!” (ay.21b). Sebab jika Allah tidak segan-segan menolak Israel yang notabene adalah cabang-cabang asli, Ia pasti tidak akan segan-segan menolak kita yang adalah cabang-cabang cangkokkan, jika kita tidak sungguh-sungguh dalam iman kita (ay.21-22). Karena itu benarlah nasihat yang Paulus katakan kepada jemaat Filipi untuk “tetap mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar” (Fil.2:12). Apakah ini karena keselamatan dapat hilang? Tentu saja tidak! Dalam anugerah-Nya, Allah memelihara orang-orang pilihan sejak election sampai kepada glorification. Lagipula, tidak seorangpun mampu merebut orang pilihan dari tangan Bapa (Yoh.10:29). Tetapi sikap sombong rohani dan puas diri karena merasa orang pilihan (persis seperti sikap kebanyakan orang-orang Israel yang ditolak oleh Allah) adalah sikap yang amat sangat tidak pantas di hadapan Tuhan. Sikap ini yang Paulus tegur dengan tegas: “Janganlah sombong, tetapi takutlah!” Artinya, peliharalah keselamatan yang Allah telah anugerahkan itu dengan setia, setiap hari setiap saat.
Minggu lalu, kita sudah mendengarkan kotbah tentang “remnant” atau sisa bangsa Israel yang diselamatkan oleh Allah. Minggu ini kita membaca bahwa keselamatan itu juga diberikan kepada kita, cabang-cabang dari zaitun liar yang dicangkokkan. Betapa besar anugerah Tuhan! Mari rawat cabang yang dicangkokkan itu dengan kuasa Roh Kudus agar buah Roh kian lebat bermunculan sehingga dapat dinikmati Allah dan sesama. Selamat merawat cabang cangkokkan (YJ).