Allah Sumber Kekuatan (1 Korintus 10:13)
by ADMIN · Published · Updated
08-Mar-2020
Pertanyaan yang sering muncul di benak kita, “Mengapa ada penderitaan menimpa saya/ komunitas saya? Dimana Tuhan ketika kita menderita? Apakah Dia tidak mampu hilangkan penderitaan? Ataukah Dia mampu tapi tega membiarkan kita menderita? Apakah penderitaan adalah pencobaan atau ujian? Ayub menderita pencobaan dari iblis (tujuan: menjatuhkan Ayub) tapi seijin Allah sebagai ujian (tujuan: meneguhkan dan memurnikan Ayub). Inilah natur penderitaan kita yang bisa jadi pencobaan atau bisa jadi ujian.
Hal lain yang mungkin patut dipikirkan, yaitu sebab kita menderita: (1) Diri sendiri yang mencintai dosa (misal: merokok, malas, pasangan tidak setia) (2) Dosa orang lain (misal: tertabrak mobil oleh orang mabuk) (3) Peristiwa alam (misal: bencana alam, corona virus) (4) Kuasa gelap dari iblis (5) Didikan Tuhan yang mendisiplinkan kita ketika berbuat salah.
Terlepas dari natur penderitaan (cobaan / ujian) dan sebabnya, tidak ada yang terjadi tanpa seijin Allah dan tujuan akhirnya untuk kebaikan. Memang baik kalau kita refleksi natur penderitaan, tapi sering malah jadi kompleks dan sebenarnya tidak perlu. Menyikapi dan respons dengan tepat atas penderitaan kita jauh lebih penting untuk menjadi pemenang.
Apa sikap yang tepat atas pencobaan / ujian?
1. Hati-hati ketika merasa teguh supaya jangan jatuh (1 Kor 10:12) dan terus giat berlatih untuk teguh dalam penderitaan agar kita tidak jatuh ketika penderitaan itu datang.
2. Ketahuilah kalau pencobaan yang kita alami itu biasa, umum, dan tidak istimewa (1 Kor 10:13). Kita tidak perlu gentar berlebihan karena Allah setia tidak akan biarkan kita dicobai melampaui kemampuan kita dan terus memberi petunjuk jalan keluar. Ingatlah di dalam situasi sulit kalau Allah bersama kita.
Ada 3 macam respons manusia atas penderitaan umumnya:
1. Telur menjadi keras direbus: Marah dan pahit pada Allah ketika alami ujian / penderitaan yang tidak sesuai harapannya.
2. Wortel menjadi lunak direbus: Orang yang menjadi frustrasi di tengah penderitaan pada Allah. Dia mungkin tetap percaya pada Tuhan tapi menjadi ragu akan banyak hal
3. Kopi yang keluar harumnya direbus: Orang yang berubah menjadi berkat di tengah penderitaan. Ini respons yang tepat yang harus kita lakukan.
Respons apa yang mau kita berikan dalam penderitaan? Kalau kita tahu sebabnya karena diri sendiri, refleksikanlah. Kalau karena orang lain, ampunilah mereka. Kalau karena bencana alam bertekun refleksi apa yang bisa kita lakukan sebagai umat manusia. Kalau dari si jahat maka lawan dia dengan senjata iman. Kalau ujian / disiplin Allah, nikmati dan bertekunlah dalam ujian yang bisa menaikkan level kita, tetap percaya Allah secara penuh.
Tuhan itu Maha bijaksana, Dia tahu yang terbaik untuk kita. Dia juga Mahakuasa, Maha kasih dan peduli tentang kebahagiaan kita. Dia adalah sumber ketenangan, keteduhan kita, penderitaan tidak pernah lewat dari pengawasanNya. Allah memberikan kita janjiNya untuk menyertai, meneguhkan, menolong, dan memegang tangan kita (Yesaya 41:10). Oleh sebab itu apa yang kita patut takuti dalam hidup ini? Percayalah pada Allah, sumber kekuatan kita. (Pdt. Petrus Budi Setyawan)