Palungan: Simbol Penggenapan Janji Allah (Yesaya 1:2-9)
by ADMIN · Published · Updated
22-Des-2019
Murphy’s Law berkata bahwa semua yang bisa salah akan menjadi salah. Ada seorang anak yang akan bernyanyi di gereja dan ia membeli gaun putih. Anak itu menggunakannya ke sebuah pesta dan orangtuanya menyuruh dia untuk melepaskannya setelah pesta. Namun, anak itu tidak menuruti orangtuanya dan berkaca. Ia menumpahkan cat kuku berwarna merah.
Hidup kita pun seperti gaun itu. Seringkali kita menumpahkan dosa di dalam hidup kita. Seperti bangsa Israel yang hidup di dalam dosa di jaman Yesaya. Di akhir hidup Salomo, Tuhan menghukumnya dengan memecahkan kerajaannya menjadi kerajaan Israel di utara dan kerajaan Yehuda di selatan. Pesan di ayat ini ialah mengenai bangsa Israel di Yehuda yang sudah dikalahkan oleh bangsa Asyur.
Lost in Sin: ayat 2-4
Bangsa Israel tidak lagi mengenali Tuhannya. Ini dibandingkan dengan seekor keledai yang seringkali disebut sebagai hewan yang bodoh yang bahkan mengenali majikannya. Di ayat 4 digunakan kata celakalah, yang menggambarkan betapa dalamnya keberdosaan mereka. Mereka sama seperti bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan. Seringkali di dalam kehidupan, orang berkata bahwa mereka tidak merasakan kebahagiaan. Yesaya menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada harapan yang sejati dan abadi bagi kita sampai kita menyadari penyebab dari masalah kita: dosa.
Look at Ourselves: ayat 5-8
Tuhan memberitahu kita untuk melihat diri sendiri dan kondisi rohani kita. Keras kepala dalam mempertahankan hidup berdosa kita menjadikan kita banyak luka dan dihukum. Kita tidak hidup sesuai pimpinan Tuhan dan melakukan segala hal salah di dalam hidup kita. Kita penuh dengan penyakit-penyakit kehidupan. Kita tidak dapat melihat bahwa dosa akan membunuh kita. Hidup kita helpless dan hopeless di dalam dosa.
Grace of God: ayat 9
Harusnya bangsa ini dihancurkan seperti Sodom dan Gomorrah. Namun, karena kasih karunia Allah tidak ada lagi kehancuran total. Tuhan campur tangan dengan kasih karunia. Tuhan memelihara umatnya yang tersisa.
Tuan mana yang kita inginkan? Apakah kita mengakui bahwa Tuhan adalah tuan, penyedia, dan pengasuh kita dan karena itu mencari dia, mencintainya, dan mengikutinya? Atau apakah kita lebih bodoh daripada keledai, memberontak melawan tuan kita dan menolak untuk menikmati apa yang Allah tawarkan kepada anak-anaknya? Palungan simbol penggenapan janji. Tuhan menggenapi janjinya menyelamatkan kita dari dosa. Yesaya bermaksud untuk kita menginsyafkan kita dari dosa-dosa kita. Pemberontakan dan sifat korup kita tidak sebanding dengan kemurahan Allah. Buat yang belum menerima Kristus, mereka sedang menuju tempat yang cocok untuk pemberontak: neraka. Buat yang sudah menerima Kristus, mari kita mengingat kemurahan Allah dalam hidup kita. “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,” (Mazmur 103: 10). (Pr. Anthon Simangunsong)