Pertobatan Saulus
by GPBB ·
Pertobatan Saulus (Kisah Para Rasul 9:1-31)
05 Juli 2020
All in the name of GOD” Kekerasan atas nama agama akan menimbulkan korban dan kebencian. Sebuah ironis yg menggambarkan agama seolah-olah menjadi sahabat perang,
Dalam perikop ini Tuhan ingin menegur orang Israel. Tapi celakanya apa yang dilakukan Saulus dengan maksudnya mencintai Allah dan agamanya, tapi justru melakukan kejahatan. Saulus seorang Farisi dengan ketaatan yg tidak bercela kepada hukum Taurat (Fil.3:6), reaksinya terhadap “kelompok baru’ yang mengikuti Kristus itu sangat keras.
Eskalasi “Kejahatan” Saulus
-Personal approval (Kis 8:1): Menyetujui pembunuhan Stefanus walaupun dia bukan saksi.
-Random execution (Kis 8:3): Berusaha membinasakan jemaat gereja.
-Legal and systematic oppression (Kis 9:1-2): secara legal mendapatkan surat kuasa dari imam besar untuk mendukung “Perang Suci” nya dengan menangkap pengikut-2 Kristus di Synagoge di Damsyik.
Setelah bertobat, Saulus menulis surat kepada anak rohaninya, Timotius (1Tim.1:13). Dia mengakui dirinya adalah seorang penganiaya yang ganas, yang membawa penderitaan kepada orang lain dan para murid-murid Tuhan. Di mata para murid Kristus, Saulus dipandang sebagai seorang yang jahat dan kejam. Tapi sebaliknya, Saulus merasa dirinya adalah seorang pahlawan rohani. Dia melakukannya “tanpa pengetahuan” – Saulus sendiri mengakui semua itu telah dilakukan tanpa pengetahuan yaitu diluar iman (1 Tim 1:13).
Dengan tanpa pengetahuan, Saulus menuju ke Damsyik. Tuhan menjumpai Saulus dalam perjalanan itu melalui perjumpaan yang membutakan. (Kis. 9:4-5). Perjalanan Panjang dari Yerusalem ke Damsyik merupakan perjalanan kasih karunia. Pada awalnya Saulus ingin menghancurkan umat Tuhan, sebuah perjalanan maut. Tapi diubah Tuhan menjadi suatu perjalanan manis.
Saulus yang seolah-olah mengenal Tuhan tapi sebenarnya tidak mengenal Tuhan. Demikian juga dalam kehidupan kita, kadang-kadang kita sepertinya mengerti Tuhan dan tidak membutuhkanNya. Tuhan terpaksa harus menghancurkan kita supaya kita sujud dan sadar akan kebutaan kita, seperti apa yang Tuhan lakukan kepada Saulus. Saulus benar-benar dibutakan secara jasmani, namun dengan berkat anugerah, mata rohani Saulus dicelikkan.
John Newton seorang kapten kapal dengan kehidupan yg penuh dosa, Anugerah Tuhan juga memulihkannya. Dia bertobat dan melayani Tuhan, Lagu pujian Amazing Grace adalah salah satu lagu pujian yang ditulis oleh John Newton.
Saulus ingin datang dan taat pada Anugerah, anugerah Allah harus didampingi oleh sesama yang mau membimbing dan menerima. Tuhan memakai Ananias dan Barnabas untuk membimbing Saulus. Di awal pertobatannya. Ananias dengan kedewasaan rohaninya, dia taat dan rela melayani Saulus sampai dia dibaptis setelah Tuhan mengkonfirmasi (Kis 9:15-18b). Barnabas dengan keberaniannya mengambil resiko membimbing dan menjadi saksi Saulus (Kis 9: 21 & 26-27). Ada begitu banyak murid-murid Tuhan di Damsyik dan Yerusalem, tetapi hanya ada 2 yang bersedia membimbing.
Bagaimana denga kita? Kita yang sudah menerima anugerah Tuhan, Apakah bersedia melayani dengan setia dan mengasihi sesama dengan kasih Kristus.